Kebangkitan yang dimaksud adalah kebangkitan setelah kematian kedua. Pada kematian kedua ini organ batin tidak berfungsi lagi. Adapun pada kematian jasmani (kematian pertama) organ fisiklah yang tidak berfungsi sebab tubuhlah yang mendorong seseorang untuk bergerak tidak shalat, tidak puasa, dan tidak beribadah. Kalau Allah SWT memasukkan nyawa kembali ke dalam mayat, niscaya bangkitlah ia karena mempunyai keinginan untuk kembali ke alamnya. Jiwa adalah substansi yang ringan sehingga akan memasuki tubuh, terjadilah kehidupan beserta aktivitasnya.
Para ulama berbeda-beda pendapat dalam menjelaskan waktu di antara dua tiupan. Mayoritas ulama menetapkan bahwa waktunya adalah 40 tahun. Orang yang berilmu dan makrifatnya tidak diragukan lagi menceritakan kepadaku bahwa hal itu hanya diketahui Allah SWT karena termasuk rahasia-rahasia ketuhanan. Ia juga memberitahukan kepadaku bahwa pengecualian untuk mengetahuinya hanyalah milik-Nya. Lalu aku tanyakan kepada orang itu mengenai makna sabda Rasulullah SAW:
"Aku yang pertama keluar dari bumi pada hari kiamat, tiba-tiba saudaraku Musa berdiri ini 'Arasy. Aku tidak tahu apakah ia dibangkitkan sebelum aku atau termasuk orang yang dikhususkan Allah azza wa jalla".
Tidak ada yang keluar dari kandungan hadis tersebut, selain sesuatu yang tidak berwujud jasmani walaupun Musa sekarang tidak memiliki jasad. Juga selain pengkhususan bagi Rasulullah SAW untuk mengetahui urutan masa kekagetan (setelah peniupan sangkakala). Sebagaimana yang diceritakan Ka'ab ketika Umar bin Khattab r.a berbicara tentang kegalauan ketika orang-orang merasa kaget. Ka'ab berkata, "kalaulah demikian amal 70 nabi, aku kira kamu tidak akan selamat dari harta itu, kecuali orang-orang yang diselamatkan Allah dari ketakutan tersebut, yaitu para ahli maqam yang keempat. Tidak diragukan lagi bahwa Musa adalah salah seorang dari mereka." Kekhususan itu merupakan perkara yang luar biasa
0 comments:
Posting Komentar