JAPAR, M.AG
Dalam Alquran Allah menjelaskan bahwa orang yang berilmu akan diberikan kedudukan yang istimewa. Ini menjadi bukti bahwa ilmu memiliki kedudukan yang penting dalam ajaran Islam. Bahkan ayat yang pertama turun adalah perintah iqra yang artinya membaca. Membaca sebagai bagian dari proses untuk mendapatkan ilmu.
Hadis-hadis Rasulullah juga banyak jelaskan tentang bagaimana pentingnya menuntut ilmu. Bahkan proses menuntut ilmu menjadi suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan. Nabi juga bersabda "Jadilah kalian ulama yang saleh. Jika kalian tidak menjadi ulama yang saleh maka duduklah bersama para ulama. Dengarkanlah ilmu yang menunjukkan kalian kepada hidayah, menghalangi kalian dari keinginan."
Salah satu ulama pernah berkata, "Barangsiapa yang mencintai ilmu, maka keutamaan ilmu mengelilinginya." Ahli hikmah juga mengatakan "Barangsiapa mengelilingi ulama maka dia akan berwibawa. Maka barangsiapa yang bersahabat dengan orang bodoh maka dia hina."
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang enggan untuk mencari ilmu. Diantaranya adalah bahwa dia menyangka ilmu itu adalah sesuatu yang sulit untuk diperoleh. Ditambah lagi adanya anggapan bahwa dirinya tidak mampu untuk mendapatkan ilmu itu karena merasa kurang cerdas dan kurang cerdik. Hal-hal seperti itu adalah merupakan alasan orang yang lemah karena mempercayai informasi sebelum diuji. Inilah merupakan suatu kesalahan dan kebodohan yang paling fundamental bagi seorang yang pesimis untuk mendapatkan ilmu.
Allah SWT memberikan karunia akal dan kecerdasan. Untuk mensyukuri nikmat karunia tersebut adalah mengasah akal dengan ilmu.
Kesehatan badan dan kelapangan waktu juga merupakan karunia yang tiada tara. Menghabiskan waktu dengan kesibukan menuntut ilmu adalah bentuk aplikasi rasa syukur atas karunia tersebut.
Sisi lain yang harus diketahui oleh penuntut ilmu adalah menanamkan niat yang benar. Diantaranya adalah bahwa:
Seorang penuntut ilmu haruslah berniat untuk mendapatkan Ridha Allah SWT dalam menuntut ilmu. Bukan untuk yang lainnya, apalagi hanya untuk mendapatkan keuntungan duniawi semata.
Seorang penuntut ilmu haruslah berniat untuk menghapus kebodohan dirinya dan segenap orang yang bodoh.
Seorang penuntut ilmu hendaknya berniat untuk menghidupkan agamanya dengan ilmu yang dimilikinya.
Seorang penuntut ilmu juga harus berniat untuk senantiasa melanggengkan Islam, meninggikan kalimat Allah.