/>https://maswashliyah.blogspot.com KHANSA BINTI AMR : SASTRAWATI MUSLIMAH YANG TEGAR ~ MAS ALWASHLIYAH DESA PAKAM

Translate

Selasa, 16 Agustus 2022

KHANSA BINTI AMR : SASTRAWATI MUSLIMAH YANG TEGAR


 Namanya Tumadhir binti Amr bin al-Harits as- Syarif dari kalangan kabilah Mudhar. Lebih terkenal dengan panggilan Khansa, yang berarti pesek. Lahir pada periode Jahiliah dan tumbuh berkembang di gurun sahara. Kabilah Mudhar sangat dihormati oleh Rasulullah, karena kabilah ini menjadi benteng bagi kabilah-kabilah Arab lainnya. Menikah dengan seorang pria yang bernama Rawahah bin Abdul Aziz as- Sulami. Dari pasangan ini lahir empat orang putra yang menjadi kabilah Mudhar dan Islam.

Khansa merupakan wanita yang sangat terkenal dengan syair-syairnya. Untaian untaian syair diabadikan dalam bait syair jahiliyah. Telah menjadikan bangsa menjadi terkenal sebelum Islam didakwahkan. Diantara syair yang digubahnya adalah syair duka cita yang menceritakan tentang harii kematian saudara laki-lakinya Sakhr bin Amr  yang terbunuh dalam sebuah peperangan di zaman jahiliyah. Sebagai seorang penyair, wanita Arab yang bernasab  mulia ini, selalu menggoreskan karyanya untuk meringankan duka yang selalu meliputi hatinya.


Baca Juga :MODEL KEPEMIMPINAN ABU BAKAR RA.


Ketika dakwah Islam mulai didengungkan dia menjadi seorang muslimah dan kebiasaan bersyair pun tidak ditinggalkannya bahkan syair-syairnya sejak itu yang penuh dengan semangat iman. Terutama ketika kehilangan 4 orang putranya yang gugur sebagai syuhada dalam perang Qadisiyah. Sedikitpun ia tidak merasa sedih. Sebaliknya ia bersyukur karena telah berhasil mengantarkan putra-putra terbaiknya ke gerbang syahadah. Pantaslah kalau akhirnya ia dinobatkan dengan sebutan Ummu Syuhada yang artinya ibu para syuhada.

Ketika Allah memberikan hidayah ke dalam hati Khansa untuk menyambut iman bersama kaumnya. Dia menemui Muhammad shallallahu alaihi wasallam untuk menyatakan bai'ah dan sumpah setia terhadap Islam. Kesungguhannya untuk menjadi hamba Allah yang beriman dibuktikannya dengan menampakkan fanatisme yang tinggi terhadap Islam.  Secara spontanitas budaya jahiliyah ditinggalkan dengan penuh kesadaran. Dia benar-benar siap untuk menjalani kehidupan menuju hidayah Tuhan.

Keagungan dan kebesarannya semakin berkibar setelah dia menjadi seorang muslimah shahabiyah yang sejati.  Orang tidak hanya mengenalnya sebagai seorang sastrawan Islam tapi sebagai juru dakwah yang militan. Memberikan andil yang sangat signifikan dalam membantu perjuangan dakwah Islam bersama para shahabiyah  lainnya membantu dan membentuk kader-kader Islam sejati.

Dalam dunia perjuangan pun dia ikut melibatkan diri.  Kendati hanya seorang wanita, namun dengan penuh keberanian ia bertekad untuk menegakkan jihad. Tekadnya begitu kuat diwujudkannya ketika Khalifah Umar bin Khattab memerintahkan pasukan muslimin untuk membebaskan tanah Persia dari kungkungan kaum musyrik.  Ia menyertai keempat putranya berjihad di Medan Qadisiyah.

Semangat jihad terus dikobarkannya kepada anak-anaknya. Sebelum pertempuran Qadisiyah yang berkecamuk ia mengumpulkan seluruh anak-anaknya itu. Dengan sikap penuh kearifan. Ia menasehati mereka agar tetap tegar dalam pendirian dan tidak lari dari medan pertempuran.  Sugesti yang penuh pengaruh religi itu terus-menerus ia tiupkan kepada anak-anaknya. Harapan besar yang diinginkan dari seluruh putra-putranya adalah luapan perasaan cinta yang membara untuk mencari syahadah di jalan Allah. 

Tutur hikmah yang mengandung nasehat darinya, "Wahai anak-anakku, kalian masuk Islam dengan taat dan hijrah atas kemauan sendiri. Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang hak selain Dia, sesungguhnya kalian adalah putra dari seorang wanita. Tidaklah aku menginginkan untuk berkhianat pada ayah kalian tidak pernah mencemarkan Paman kalian. Aku tidak menjelekkan asal keturunan kalian dan tidak pula merubah nasib kalian. Kalian telah tahu bahwa Allah menjanjikan pahala yang besar bagi kaum muslimin dalam memerangi orang-orang kafir. Ketahuilah wahai anak-anakku, sesungguhnya negeri yang kekal adalah lebih baik daripada negeri yang fana. Ingatlah Allah ketika berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiaga di perbatasan negerimu dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung"

"Wahai anak-anakku, bila kalian bangun di esok hari dalam keadaan selamat insya Allah, maka bersiaplah untuk memerangi musuh-musuh kalian, minta tolonglah kepada Allah dalam menghadapi mereka titik apabila kalian melihat api peperangan telah berkobar dan telah menyala maka bertarunglah dengan gigih supaya kalian mendapat kemenangan kemuliaan surga yang kekal"

Nasihat Ibunda tercinta diterima oleh anak-anaknya. Keesokan hari, dengan berbekal iman, tawakal dan semangat keempat putra Khansa bergegas untuk menuju medan laga bersama pasukan muslimin lainnya. Sedikitpun mereka tidak merasa gentar dalam menghadapi musuh-musuh Islam.  Dengan mental baja sebagian besar musuh berhasil diterjang.

Akhirnya dengan pertolongan Allah subhanahu wa ta'ala kaum muslimin berhasil memukul mundur tentara Persia. Namun, keempat putra Khansa semuanya gugur.

Sampailah berita duka itu kepada ibu yang sabar ini. Namun jiwanya begitu tegar. Senyum kegembiraan karena ternyata Allah menganugerahkan kepadanya putra-putra yang terbaik telah menghapus segala kesedihannya. Sedikitpun ia tidak meratapi dan menyesali diri, sebagaimana dulu pernah dilakukannya pada masa-masa jahiliyah, yaitu ia melepas saudara laki-lakinya yang terbunuh di badan pertempuran.  Yang terucap lirih dari lisannya hanyalah kata-kata indah yang menggambarkan segala keagungan pribadinya sebagai figur seorang ibu muslimah yang sejati.  Dari pribadi yang mulia ini terpancar kekuatan keyakinan terhadap sang Rabb yang bersinar cahaya. Dengan segala ketegaran ia berkata, "Segala puji bagi Allah, yang telah memuliakan aku dengan syahidnya mereka,  dan aku harap dari Rabbku agar mengumpulkan aku dengan mereka kelak di tempat Rahmatnya yang kekal".

Pada awal masa pemerintahan Utsman, Khansa menghembuskan nafasnya yang terakhir. Dunia islam merasa kehilangan figur wanita terbesar ini. Nama harumnya sebagai penyair dan ibu bagi para syuhada terus terjaga baik dalam kenangan sejarah. Semoga Allah senantiasa merahmatinya. Amin.


Pajak Sore, 17 Agustus 2022.

0 comments:

Posting Komentar