This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

MENGUAK MISTERI ALAM AKHIRAT (3)

 Kematian Kedua : Kematian di Dunia


Allah telah menetapkan usia dan rezeki manusia selama hidup di dunia sampai waktu yang telah ditentukanNya. Jejak langkah manusia selama hidupnya telah tertulis di sisiNya.


Setelah itu, datanglah kematian kedua yaitu kematian duniawi. Pada saat itu turun empat malaikat: satu malaikat menarik nyawanya dari kaki yang sebelah kanan; satu malaikat menariknya dari kaki yang sebelah kiri; satu malaikat menariknya dari tangan kanan; dan satu malaikat lagi menariknya dari tangan yang sebelah kiri.


  1. Sakaratul Maut

Alam malakut diperlihatkan kepada seseorang sebelum datangnya sakaratul maut. Malaikat memperlihatkan kepadanya semua amal yang penuh diperbuatnya di dunia. Jika lisannya pilu dan tidak berfungsi, ia menangkap tontonan itu melalui jasadnya. Setelah melihat tontonan itu, ia berbicara sendiri mengenai apa yang telah dilihatnya dan mengira bahwa hal itu termasuk bagian tipu daya setan. Ia diam sampai lidahnya berfungsi kembali.  Namun, para malaikat sudah menarik nyawanya dari ujung-ujung jarinya, dan nyawa pun pergi meninggalkan jasadnya dengan tenang. Adapun nyawa orang jahat meninggalkan jasadnya seperti tusuk daging yang dikeluarkan dari bulu domba yang basah. Demikianlah di kisahkan oleh pemilik Syariah shallallahu alaihi wasallam.

Si mayit mengira perutnya dipenuhi duri. Seolah-olah nyawanya keluar dari lubang jarum. Ia merasa seperti digencet oleh langit dan bumi. Oleh karena itu, ketika ditanya mengenai kematian,Ka'bul Ahbar radhiyallahu anhu menjawab, "seperti mencabut duri dari perut seseorang, dan yang mencabutnya adalah seorang yang bertenaga kuat. Duri itu pun putus, sedangkan sebagian lain tinggal di dalamnya".

Rasulullah bersabda:

"Sungguh rasa pedih sakaratul maut lebih pedih daripada ditikam tiga ratus pedang"

Jasad orang itu bercucuran keringat, matanya membelalak, badannya kejang, sendi-sendi tubuhnya mati, nyawanya naik, dan tubuhnya berubah menjadi kuning.

Aisyah, sambil mengucurkan air mata, menjelaskan sakaratul maut Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang terlentang di kamarnya, 

"Dengan jiwaku, aku ingin menebus rasa sakit yang melewati kerongkonganmu, sesuatu yang tidak dimiliki oleh sentuhan jin sekalipun sebelumnya, dan sesuatu yang membuatmu takut. 

Aku tidak melihat pada wajahmu warna pucat. Cahaya wajahmu bersinar, padahal warna mayit pada umumnya berwarna pucat.


Ketika nyawa sampai di hati, lidah seseorang tidak mampu berbicara lagi, dan tidak ada seorangpun yang dapat berkata. Hal itu disebabkan oleh dua hal.

Pertama, peristiwa yang sedang dihadapinya sangat besar. Dadanya menjadi sempit ketika nyawanya berada di sana. Bukankah anda pun pernah menyaksikan bahwa seseorang yang terkena pukulan di dadanya,  dia akan tercengang dan terdiam,  Terkadang ia sanggup bicara, dan terkadang ia tak sanggup melakukannya. Orang yang ditikam akan menjerit, kecuali jika bagian dadanya yang ditikam ia akan menjadi mayat tanpa jeritan.

Kedua, kemampuan untuk bersuara atau menjerit, yang merupakan instink telah lenyap. Pada saat itu, nyawanya berada dalam dua keadaan: meninggi dan dingin karena kehangatannya telah hilang. Akan tetapi, kondisi orang mati itu berbeda-beda.

  1. Kondisi Orang yang Mati 

Diantara orang mati, ada yang ditikam malaikat dengan belati yang di bumi racun dari api neraka. Kemudian nyawanya memancar keluar, digenggam oleh tangan yang kasar seolah tangan itu dilumuri air raksa. Malaikat kemudian menyerahkan nyawa itu kepada malaikat zabaniyah.

Di antara orang mati, ada pula yang rohnya dicabut pelan-pelan sampai tertahan di tenggorokan. Selama nyawa tertahan di tenggorokan, ia terkait dengan hati.  Selanjutnya, ia ditikam sehingga nyawa terlepas dari hati. Rahasia tikaman itu terpendam dalam lautan kematian.  Apabila ia diletakkan di hati, jadilah rahasianya menyebar ke seluruh jasad seperti racun yang mematikan.  Sesungguhnya rahasia kehidupan diletakkan di dalam hati, lalu pengaruhnya menyebar ke seluruh tubuh ketika pertama kali ia dihidupkan.

Sebagian ahli kalam mengatakan bahwa kehidupan bukanlah nyawa titik artinya terdapat keterkaitan antara jasad dan nyawa. Ketika nyawa sedang menanjak naik dari kaki, dihadapkanlah kepada orang yang mati berbagai fitnah yang dikirim oleh iblis untuk menyesatkannya. Terkadang iblis melakukan dengan dirinya sendiri dan terkadang pula mewakilkannya. Iblis mendatangi orang yang hendak mati dengan menyerupai nenek moyangnya yang telah mati, seperti ayah, ibu, saudara laki-laki, saudara perempuan atau teman dekatnya. Ia lalu memberi nasehat tentang kehidupan dunia.

Si iblis berkata kepadanya, "wahai Fulan, sekarang engkau akan mati dan aku telah mendahuluimu. Matilah engkau sebagai orang Yahudi karena ia agama yang diterima di sisi Allah". Jika orang itu menolak dan berpaling, datanglah kepadanya iblis lain yang berkata, "matilah engkau sebagai seorang nasrani karena ia adalah agama Al Masih yang menggantikan agama Nabi Musa". Begitulah selanjutnya ia akan menuturkan keyakinan tiap-tiap agama.

Pada saat seperti itu, Allah memalingkan siapa yang dikehendakiNya. Itulah makna firmannya:

"Mereka berdoa, ya Tuhan kami, janganlah engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah engkau beri petunjuk kepada kami, Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi engkau karena sesungguhnya engkaulah Maha pemberi karunia". QS. Ali Imran : 8.

Yakni, janganlah engkau palingkan hati kami ketika mati, sedangkan sebelumnya Engkau telah tunjukkan kami pada keimanan.

Jika Allah menghendaki memberi hidayah kepada hambaNya, datanglah rahmat kepadanya.  Lalu dikatakan kepadanya, "Dia adalah Jibril alaihissalam.  Lalu beranjaklah iblis darinya. Hilanglah pucat dari wajahnya sehingga terlihat ceria dan tertawa.

Pada saat sakaratul maut, banyak orang yang terlihat ceria karena kabar gembira berupa kedatangan Rahmat dari Allah. Jibril berkata, "Wahai Fulan. Apakah kau mengenalku? Aku adalah Jibril, sedangkan mereka adalah musuh-musuhmu dari kalangan setan. Matilah dalam agama yang Hanif dan syariat Muhammad".

Maka, Tidak ada yang lebih dicintai dan digembirakan manusia selain malaikat itu. Inilah maksud firman Allah:

"Karuniakanlah kepada kami Rahmat dari sisi engkau karena sesungguhnya Engkau Maha pemberi karunia"

Di antara manusia, ada yang ditikam ketika sedang salat tidur, sedang sibuk dengan aktivitasnya, atau sedang tenggelam dalam permainan.

Di antara manusia, ada pula yang ketiga nyawanya sampai di tenggorokan diperlihatkan kepadanya keluarganya yang telah lalu, juga diperlihatkan tetangganya yang telah mati. Ketika itu terjadi dialog yang terdengar oleh semua makhluk, kecuali manusia. Seandainya mendengarnya, pastilah manusia akan pingsan.

  1. Yang Terakhir Hilang dari Mayit 

Yang terakhir hilang dari jenazah adalah pendengaran titik ketika nyawa terpisah dari hati, rusaklah penglihatan seseorang. Namun, pendengarannya tidak hilang sampai nyawanya dicabut. Karena alasan inilah, Rasulullah bersabda:

"Bimbinglah orang yang akan mati diantara kalian dengan kalimat syahadat, yakni tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah"

Namun, dilarang mengulang-ulang talqin kepada orang yang akan mati karena ia berada dalam ketakutan yang sangat dan kesusahan yang mencekam.

Jika anda melihat lidah mayat menjulur, mulutnya menganga, wajahnya menghitam, dan matanya melotot, ketahuilah bahwa ia sedang disiksa, yaitu diperlihatkan siksaan di akhirat. Akan tetapi, jika anda melihat mayat seperti tersenyum, wajahnya cerah, dan matanya tertutup ketahuilah ia sedang bergembira dengan diperlihatkan kepadanya kegembiraan akhirat dan disingkapkan kemuliaannya.


BERSYUKUR TERHADAP MUSIBAH, HARUSKAH?

 

JAPAR, M.AG

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ 

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah: 155)


Dalam kehidupan ada dua kondisi yang terkadang datang silih berganti, yaitu karunia kesenangan dan musibah. Hanya saja frekwensi dan durasinya kadang-kadang berbeda.


Dalam perspektif agama Islam, ketika seseorang menghadapi kedua kondisi itu hendaknya disikapi dengan sebaik mungkin. Jika karunia kesenangan maka cara yang harus dilakukan untuk menyikapinya adalah dengan bersyukur. Perilaku syukur ketika menyikapi karunia kenikmatan adalah sesuatu yang niscaya. Artinya seseorang yang mendapatkan kenikmatan maka sudah sewajarnya untuk mengucapkan terima kasih terhadap karunia itu. Namun bagaimanakah kita ketika menyikapi suatu musibah, apakah dapat dilakukan dengan bersyukur?


Hidup di dunia ini tidak terlepas dengan cobaan dan musibah.Lazimnya ketika orang mendapatkan musibah,  sikap yang dilakukan adalah bersabar terhadap musibah itu. Kesabaran yang muncul pada saat menyikapi musibah, berasal dari sebuah keyakinan bahwa apa yang terjadi semua itu sudah digariskan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. 


Kemampuan mensyukuri terhadap musibah adalah merupakan sebuah kemampuan yang luar biasa yang dimiliki oleh seseorang. Karena hal itu adalah merupakan sesuatu yang sangat berat sekali untuk diaplikasikan. Tapi bagi seseorang yang menginginkan kedudukan yang tinggi di sisi sang pencipta maka mau tidak mau syukur itu haruslah di jalankan. Mungkin timbul pertanyaan, kenapa musibah juga seharusnya disyukuri? Apa yang melatarbelakanginya atau alasan untuk bersyukur terhadap musibah? 


Al-Muhasibi menyebutkan, rasa syukur adalah sebuah kesadaran bahwa apa yang terjadi pada dirinya adalah berasal dari Allah, baik berupa kesenangan maupun musibah (kesulitan). Dengan demikian musibah yang terjadi itu tidak perlu disesalkan. Karena bisa jadi juga musibah itu akan menjadi sesuatu yang bernilai bagi orang yang ditimpanya.


Badiuzzaman Said Nursi menjelaskan, paling tidak ada tiga alasan kenapa musibah sangat pantas untuk disyukuri dan tidak layak untuk dikeluhkan. 


Pertama, Allah menjadikan busana eksistensi yang dia pakaikan kepada manusia sebagai petunjuk atas kreasinya. Sebab Dia menciptakan manusia dalam bentuk model yang dipaparkan pada dirinya pakaian eksistensi, yang diganti, digunting, diubah dan dimodifikasi untuk menjelaskan manifestasi Asmaul Husna yang beraneka ragam. Sebagai namanya as-Syafi (Yang Maha Menyembuhkan) menuntut adanya penyakit.  Begitu juga ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki) menuntut adanya rasa lapar. Demikianlah Allah adalah pemilik kerajaan,  Dia berbuat dalam kerajaan-Nya apa saja yang dikehendaki-Nya. Dengan demikian musibah yang ditimpakan kepada seorang manusia ada merupakan bagian dari kreasi Allah subhanahu wa ta'ala. Artinya, Allah ingin memperlihatkan kepada manusia kegagahan dan keperkasaan-Nya dan sekaligus mengajarkan kepada manusia jangan bersifat sombong,  karena kesombongan hanyalah boleh dipakai oleh Allah.


Kedua, sesungguhnya kehidupan menjadi jernih oleh musibah, serta menjadi bersih oleh penyakit dan bencana. Semua itu menjadikan hidup mencapai kesempurnaan, kuat, meningkat, produktif serta mencapai tujuan dan targetnya. Dengan demikian kehidupan telah melaksanakan kewajibannya. Sedangkan kehidupan monoton yang hanya berjalan dengan satu corak dan berjalan di atas hamparan kenikmatan, lebih dekat kepada "ketiadaan" yang merupakan keburukan mutlak ketimbang kepada "keberadaan" yang merupakan kewajiban mutlak.  Bahkan, ia sudah mengarah kepada ketiadaan.


Ketiga, dunia merupakan medan ujian dan cobaan.  Dunia adalah tempat beramal dan beribadah, bukan tempat bersenang-senang dan berleha-leha, serta bukan pula tempat menerima imbalan dan pahala. Selama dunia merupakan tempat beramal dan beribadah,  maka penyakit dan cobaan -selain yang berkaitan dengan agama dan dengan syarat diterima dengan sabar - menjadi selaras dengan amal, bahkan harmonis dengan ibadah tersebut.  Sebab, kedua hal tersebut menguatkan amal dan mengencangkan ibadah. Karena itu, tidak diperbolehkan mengeluhkannya. Justru kita harus bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala karena penyakit dan musibah mentransformasikan setiap jam dalam kehidupan mereka yang tertimpa musibah menjadi ibadah sehari-hari.


Pada dasarnya, ibadah terbagi dua bagian: aktif dan pasif. Bagian yang pertama, seperti yang kita kenal bersama. Sedangkan bagian yang kedua adalah berbagai penyakit dan cobaan yang membuat penderitanya merasakan ketidakberdayaan dan kelemahannya, sehingga ia mencari perlindungan kepada Tuhannya Yang Maha Pengasih. Dengan cara itulah, ia melaksanakan ibadah dengan ikhlas, murni, dan bebas dari riya. Apabila penderita tersebut menghiasi dirinya dengan sabar, memikirkan pahalanya di sisi Allah dan keindahan imbalan darinya, serta bersyukur kepada Tuhannya terhadap segala musibah, pada saat itu setiap jam dari usianya berubah laksana satu hari ibadah. Sehingga umurnya pendek menjadi demikian panjang.  Bahkan bagi sebagian dari mereka setiap detik dari usianya bernilai ibadah sehari penuh.

Dengan alasan inilah, maka berikan kabar gembira kepada mereka yang tertimpa musibah, ucapkan selamat kepadanya, karena setiap detik dari usianya bak ibadah satu hari penuh, sebab ia benar-benar bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih melalui kesabaran yang indah.


Pajak Sore, 27 Mei 2023
Japar, M.Ag

MENGUAK MISTERI ALAM AKHIRAT (2)


BAB II

 Awal Penciptaan Kematian Pertama dan Kehidupan Kedua

Allah SWT mengambil dua genggaman dari punggung Adam alaihissalam. Genggaman pertama, diambil dari sebelah kanannya, sedangkan genggaman kedua, diambil dari sebelah kirinya. Begitu Allah membuka genggaman-Nya, Adam melihat apa yang telah dikumpulkan Allah dalam dua peristirahatan-Nya yang mulia. Adapun yang diambil Allah dari punggung Adam adalah seperti benih keturunan. Kemudian Allah SWT berfirman, "Mereka akan menjadi penghuni surga aku tidak peduli siapa mereka. Yang jelas, mereka akan berbuat amalan-amalan ahli surga. Mereka akan menjadi penghuni neraka. Aku tidak peduli siapa mereka. Yang jelas, mereka akan berbuat amalan-amalan ahli neraka".

Adam bertanya, "Wahai Tuhanku, apakah amalan-amalan ahli neraka itu?" Allah menjawab, "menyekutukanKu, mendustai utusan-utusanKu dan menentang perintah dan larangaKu dalam kitabKu". Adam berkata lagi, "aku akan meminta kesaksian mereka untuk tidak melakukannya".  Allah pun lalu meminta kesaksian atas mereka, "Bukankah Aku adalah Tuhanmu?" Keturunan Adam menjawab, "Benar, ya Tuhanku kami bersaksi". Para malaikat dan Adam bertindak sebagai saksi terhadap persaksian keturunan Adam atas ketuhananNya (rububiyah).  Setelah itu, Allah mengembalikan mereka ke tempat semula dan saat itu, membiarkannya hidup.

Ketika dikembalikan ke tulang rusuk Adam, Allah mematikan mereka dan menggenggam arwahnya lalu meletakkannya pada suatu tempat di 'Arasy. Setelah waktunya tiba mereka diletakkan dalam rahim ibunya sehingga sempurnalah bentuk mereka. Saat itu mereka belum bernyawa. Atas dasar mutiara malakutlah yang mencegah jasad dalam rahim dari kebusukan. Allah mengembalikan rahasia yang disembunyikanNya beberapa saat pada suatu tempat di 'Arasy kepadanya. Maka bayi yang ada di dalam kandungan pun bergetar.  Tidak heran kalau bayi dalam perut ibunya bergerak. Bahkan, seringkali sang ibu merasakannya. Saat itulah terjadi kematian pertama dan kehidupan kedua.

Tulisan ini di salin dari kitab ad-Durrah al-Fakhirah Fi Kasyf Ulum al-Akhirah karya Al-Ghazali. Insyaallah akan di posting secara bertahap di blog ini per bab.

MENGUAK MISTERI ALAM AKHIRAT (I)

MUQADDIMAH

Fhoto : Ilustrasi Perjalanan Kehidupan Manusia

Segala puji bagi Allah yang mengkhususkan keabadian bagi diriNya dan menetapkan kefanaan bagi selainNya. Dia menetapkan kematian bagi orang kafir maupun orang muslim dan menjelaskannya melalui ilmuNya, Dia menjadikan hukum akhirat sebagai hari-hari yang dijanjikan, dan Dia mengingatkan hal itu untuk hamba yang dikehendakiNya dan diberi kemuliaan olehNya.

Semoga rahmat Allah senantiasa dicurahkan bagi junjungan kita, Muhammad shallallahu alaihi wasallam utusan Penguasa Yang Maha Mengetahui, juga bagi keluarga dan sahabatnya yang secara khusus diberikanNya nikmat yang berlimpah bagi mereka di surga.

Firman Allah: "setiap nyawa pasti akan mengalami kematian" Qs. Ali Imran : 185.

Allah menandaskan hal kematian dalam kitabnya yang mulia di tiga tempat. Dengan penyebutan itu Allah subhanahu wa ta'ala menghendaki untuk menyebutkan tiga macam kematian bagi alam, yaitu yang berada di alam duniawi akan mati,  yang berada di alam malakut akan mati dan yang berada di alam jabarut juga akan mati. Golongan yang pertama adalah Adam dan keturunannya serta seluruh hewan dan tiga bentuknya. Yang kedua adalah golongan malaikat dan jin, sedangkan yang ketiga adalah yang terpilih dari kalangan malaikat.

Firman Allah: "Allah memilih utusan-utusannya dari golongan malaikat dan manusia" QS. al-Hajj : 75.

Malaikat pilihan itu adalah karubiyun, rohaniyyun, pembawa arasy, dan penghuni "gedung megah" yang telah dijelaskan dalam kitabnya dan mengkhususkan pujian bagi mereka. 

Allah berfirman:

"dan malaikat-malaikat yang di sisiNya, mereka tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembahnya, dan tiada pula merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya." QS. al-Anbiya' : 19-20.

Malaikat itu adalah ahli kesucian yang saling menolong. Allah berfirman:

"Sekiranya Kami hendak membuat suatu permainan (istri dan anak) tentulah Kami membuatnya dari sisi kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian (tentulah Kami telah melakukannya)." QS. al-Anbiya' : 17.

Mereka akan mati dalam keadaan seperti itu dan dalam keadaan dekat dengan Allah,  serta di belakang mereka tidak ada penghalang dari kematian.

Yang akan aku sebutkan pertama kali kepada anda adalah kematian duniawi. Pasanglah kedua telinga Anda untuk menyimaknya. Aku akan menghadirkan dalil naqli jika anda membenarkan Allah dan rasulNya serta hari akhir. Aku tidak menyampaikannya, kecuali disertai bukti Allah bersaksi atas apa yang akan aku katakan. Alquran dan hadis shahih pun membenarkan ucapanku.

Nb. Tulisan ini disalin dari kitab ad-Durrah al-Fakhirah Fi Kasyf Ulum al-Akhirah. Insya Allah akan di publikasikan secara bertahap per bab di blog ini.


KELUARGA BESAR MAS ALWASHLIYAH DESA PAKAM RIHLAH

 

Fhoto : View pemandangan Danau Toba yang di pantau dari ketinggian Geosite Sipinsur.

Dalam rangka untuk mempererat ukhuwah islamiyah dan rasa persaudaraan di lingkungan keluarga besar Madrasah Aliyah swasta Al Washliyah Desa Pakam dilaksanakan hari telah bersama. Ha ini diikuti oleh tenaga pendidik dan kependidikan beserta keluarga. Turut bersama dalam ritual ini alumni Madrasah Aliyah Desa Pakam tahun 2022 2023.

Lokasi yang dikunjungi dalam rangka rihlah ini adalah Geosite Sipinsur yang ada di Tapanuli Utara dan kemudian dilanjutkan ke pantai pasir putih Parparean Porsea Sumatera Utara. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari yaitu dari tanggal 22 dan 23 Mei 2023.


  • Fhoto : Beberapa guru berfose sejenak setelah berenang di Pantai Pasir Putih Parparean

Di geosite Sipinsur para peserta rihlah dapat menikmati view atau pemandangan yang begitu indah dari yang ditampilkan oleh danau Toba. Lokasi ini menjadi objek swafoto yang sangat indah-bagi penggemar fotografi. Di bawah pohon pinus yang teduh para pengunjung dapat bersantai menikmati berbagai macam minuman yang disediakan di lokasi ataupun yang sengaja dibawa oleh para pengunjung.

Di pantai pasir Putih Parparean, para pengunjung dapat menikmati suasana Pantai danau Toba dengan air yang jernih menjadi sarana bermain dan mandi para pengunjung. Ada beberapa wahana yang disediakan oleh pihak pengelola pantai diantaranya speed boat yang bikin juga kapal untuk mengunjungi beberapa titik tempat wisata di sekitar danau Toba.



GALERI FHOTO PELEPASAN SISWA MAS ALWASHLIYAH DESA PAKAM TAHUN PELAJARAN 2022/2023

 










 





MAS ALWASHLIYAH DESA PAKAM LEPAS ALUMNI TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Fhoto : Prosesi wisuda siswa MTs Alwashliyah Desa Pakam

Memotivasi anak sangat penting dalam dunia pendidikan, terkhusus pendidikan Agama. Anak adalah investasi akhirat bagi kita selaku orang tua. Kelak kita akan diminta pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anak kita. Hal itu di katakan Ketua PD Al Washliyah Al Asari saat pelepasan 72 siswa Madrasah Tsanawiyah ( MTs) Al Washliyah Pakam dan 119 siswa Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Al Washliyah Pakam telah menyelesaikan pendidikan di Perguruan Al Washliyah. Sabtu (20/5/2023). Lanjut Menurut Al Asari, pendidikan Agama sangatlah penting dan mestilah menjadi prioritas utama sebab Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam membimbing kita untuk itu. ”Menuntut ilmu Agama merupakan jalan ringkas menuju Surga Allah SWT,” kata Al Asari. 

Fhoto : Penyerahan Ijazah Sanad Hadis Arbain an-Nawawiyah

Al Asari berkomitmen terus menerus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan perguruan Alwashliyah diseluruh tingkatan sebagai upaya mengembalikan masa keemasan pendidikan Alwashliyah. Di kesempatan itu beliau juga mengucapkan terimakasih kepada Ketua pengurus cabang (PC) Al Washliyah Kecamatan Medang Deras yang diwakili Zulkifli dan seluruh pengurus yang hadir. ”Alwashliyah lewat pendidikan akan selalu dan terus memberikan kontribusi terbaik untuk negeri ini,” ucap Al Asari.

Akhir sambutan, beliau mengucapkan selamat dan sukses untuk para siswa dan siswi, teruslah melangkah dan bergerak gapai takdir kemuliaanmu bersama Ridho Allah SWT.


Fhoto : Pelajar Berprestasi di Madrasah Aliyah Alwashliyah Desa Pakam

Kepala Madrasah Aliyah Alwashliyah Desa Pakam, Japar, S.Ag, M.Ag dalam sambutannya memotivasi para alumni untuk terus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Jangan takut untuk memasuki perguruan tinggi, karena banyak kesempatan yang dapat diraih, seperti bea siswa yang diperuntukkan untuk para mahasiswa. 

Acara perpisahan dan pelepasan ini di selingi dengan penampilan pentas seni siswa berupa tarian, puisi, baca Alquran dan silat. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan piagam penghargaan bagi siswa yang berprestasi di madrasah, penyerahan ijazah sanad hadis, piagam tahfiz satu juz, dan piagam tahfiz hadis arbain. 



Turut hadir penasehat pengurus daerah Al Washliyah Batu Bara Amat Mukhtas yang juga anggota DPRD Batu Bara Fraksi PKS. Hadir pula Sekretaris PD Alwashliyah Batu Bara  Muhammad Syafri, SH, Wakil Ketua Ade Hamid Alfaridho, Ketua PD IPA Batu Bara, Farihin Abdillah Fattah, Sekretaris Muhammad Fachrul Rozy, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda.


Fhoto : Beberapa siswa berfose setelah selesaui acara wisuda

Madrasah Aliyah Alwashliyah Desa Pakam untuk tahun ini banyak yang lulus ke Perguruan tinggi melalui jalur prestasi. Mereka tersebar dibeberapa perguruan tinggi di Indonesia, seperti Medan, Aceh, Riau dan Jawa Tengah.

Fhoto : Para siswa melakukan ritual penyucian kaki ibunya masing-masing


CATATAN BAGI YANG GEMAR "TADARUS"


JAPAR, M.AG

JAPAR, M.Ag

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang khas dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Selain kewajiban puasa yang mesti dilakukan oleh setiap muslim, di dalam Ramadhan banyak sekali keutamaan-keutamaan yang dapat diraih di dalamnya. Di antara amalan yang paling favorit di dalam bulan ini adalah tilawah Al-Qur'an yang biasa juga disebut dengan tadarus Al-Qur'an. Ada berbagai macam cara yang dilakukan dalam tadarus AlQuran, yaitu dengan membaca Alquran secara sendiri-sendiri sehingga tuntas dibaca satu mushaf tiga puluh juz. Ada pula yang mengkaji Alquran melalui tafsirnya. Ada pula yang mentadaburi ayat-ayat Al-Qur'an per ayat maupun tersurat atau secara tematik, selain itu ada pula yang membaca Alquran secara beramai-ramai dibimbing oleh seorang pemandu yang dianggap lebih paham tentang ilmu tata cara membaca Al-Qur'an dengan baik (tahsin). 


Kegiatan-kegiatan seperti tersebut di atas merupakan hal yang sangat positif sekali dalam rangka untuk mendekatkan setiap pribadi muslim dengan Al-Qur'an. Interaksi dengan Alquran pada bulan Ramadhan sangat masif sekali dilakukan oleh mereka yang menggandrungi bacaan Alquran. 


Ketika membaca Alquran secara berjamaah mestilah menggunakan tata cara dan adab yang baik serta didasari ilmu. Hal ini ditegaskan karena amal yang tanpa didasari dengan ilmu, termasuk membaca Alquran, tidak akan menjadi pahala bagi yang melakukan, bahkan sebaliknya dosalah yang didapatkan. Oleh sebab itu mengetahui tata cara adab dan mengaplikasikan adab bacaan Alquran yang berdasarkan ilmu merupakan sebuah keniscayaan.

Atas dasar itulah maka penulis mencoba untuk berbagi sedikit ilmu tentang tata cara membaca Alquran, sehingga dengan informasi yang relatif sedikit ini dapat membantu para pencinta Al-Qur'an untuk membacanya dengan benar.


Isti'adzah

Pada bagian ini akan dibahas mengenai isti'adzah. Hal ini sangat perlu diketahui, apalagi hampir setiap kita membacanya pada saat memulai membaca Al-Qur'an. Namun harus tahu bagaimana tata cara membaca isti'adzah tersebut, apalagi di beberapa tempat ketika kita mendengar dan mengikuti tadarus Al-Qur'an banyak sekali hal-hal yang kurang tepat dilakukan oleh mereka.


Ta'awudz atau isti'adzah adalah membaca audzubillah. 

Mayoritas ulama  berpendapat bahwa membaca ta'awudz disunahkan sebelum membaca Al Quran, bahkan ada yang mewajibkannya. Mereka mendasarkan kepada QS. an-Nahl : 98.

Para ulama sepakat bahwa kalimat ta'awudz bukan termasuk salah satu ayat Alquran. Adapun lafal atau sighat isti'adzah yang menjadi pilihan para qurra' (ahli qiraat) yaitu a'udzubillahi minasy syaithanir rajim. Namun mereka juga sepakat membolehkan lafadz isti'adzah dengan redaksi a'udzubillahis sami'il 'alimi minasy syaithanir rajim. 

Jumhur ulama berpendapat bahwa hukum membaca isti'adzah dengan suara nyaring ketika hendak baca Alquran adalah sunnah.  Dikecualikan daripadanya beberapa tempat di mana tidak disunatkan membaca dengan nyaring yaitu:

  1. Jika membaca Alquran dengan suara rendah sama ada dia sendirian atau bersama jamaah dalam satu majelis;

  2. Jika membaca Al-Quran sendiri dengan suara nyaring atau rendah;

  3. Jika membaca Alquran dalam salat sama ada shalat nyaring atau tidak;

  4. Jika membaca Alquran bersama jamaah dalam tadarus AlQuran tetapi dia bukan pembaca pertama.


Demikian pula, tidak diperkenankan membaca "ta'awudz" setelah kalimat "Qolallahu Ta'ala (berfirman Allah SWT)" atau kalimat "Qoulullahi 'Azza Wajalla (firman Allah SWT)", karena akan menimbulkan kerancuan bahwa seolah-olah isti'adzah atau ta'awudz itu merupakan ayat Alquran,  dan itu kesalahan yang sangat fatal yg dilakukan oleh para khatib dan para penceramah. Hal itu karena sesungguhnya Allah SWT adalah yang Maha Tinggi, Yang Maha Agung, yang Maha Mulia, yang  Maha Gagah, yang Maha Besar, yang Allah memerintahkan kepada hambanya yang muslim, agar memohon perlindungan kepada Allah SWT dari setan yang terkutuk, maka Dia lah yang orang-orang muslim memohon perlindungan kepadaNya, dan dijadikan sandaran oleh mereka. Maka siapa yang berkata mengatasnamakan firman Allah atas apa yang tidak Allah firmankan maka sungguh dia telah berbuat mengada-ada kepada Allah, dan melakukan ucapan yang buruk yang harus dijauhi, maka apabila terlanjur lisannya mengucapkan itu, dan berbuat kesalahan yang fatal ini, maka hendaknya ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepadaNya. 


Sumber :

  • Qiraat Sab'ah karya Syekh H. Muhammad Roihan Nasution, MA.

  • Al-Wadhih fi  Ahkamit Tajwid karya Dr. M. Isham Muflih al-Qudhat

  • Haqqut Tilawah, karya Husni Syaikh Utsman




TAKWA BUAH DARI PUASA



JAPAR, M.AG
Suatu ketika seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan berkata,  "Wahai Rasulullah,  berilah aku wasiat."  Beliau menjawab, "Wajib atasmu bertakwa, karena takwa merupakan kumpulan kebajikan,   wajib atasmu  berjuang di jalan Allah,  karena jihad merupakan ibadah orang Islam, dan wajib senantiasa ingat kepada Allah karena mengingatNya merupakan cahaya bagimu."
Dari hadis ini dapat kita lihat bahwa wasiat diberikan oleh Rasulullah kepada seorang laki-laki yang datang kepadanya itu bukanlah wasiat yang hanya teruntuk untuk orang tersebut tetapi ditujukan kepada setiap umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Selain hadis ini masih banyak lagi hadis-hadis yang lain yang menunjukkan perintah untuk senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Termasuk juga wasiat supaya bertakwa disampaikan melalui khotbah Jumat yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari rangkaian ibadah salat Jumat. Namun uniknya di dalam hadis tersebut wasiat taqwa merupakan urutan pertama dari wasiat-wasiat yang lainnya, sekaligus memberikan pengertian bahwa takwa merupakan hal yang sangat urgen bagi kehidupan manusia. Oleh sebab itu aplikasi taqwa tidaklah hanya dalam batas waktu-waktu tertentu maupun di tempat-tempat yang tertentu,  tetapi dalam setiap kesempatan maupun waktu dan tempat takwa itu mesti di aplikasikan. Pada suatu kesempatan Rasulullah bersabda "Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada."
Puasa Ramadan yang diwajibkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala kepada umat Islam sejak tahun kedua hijrah, bahkan kewajiban puasa dibebankan kepada umat-umat yang terdahulu merupakan salah satu wasilah untuk meraih takwa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Islam tidak hanya memerintahkan agar menjadi orang yang bertakwa tapi juga menunjukkan dan memberikan pengarahan bagaimana untuk meraih taqwa.
Yang menjadi persoalan adalah puasa telah dilakukan berulang-ulang setiap tahunnya namun para pelaku puasa Ramadan itu jarang atau banyak yang tidak dapat mencapai muara taqwa. Setelah dianalisa ternyata yang menjadi penyebabnya adalah para pelaku puasa Ramadan tidak terus mendayung dirinya untuk menuju muara taqwa tersebut. Bahkan sebaliknya melawan arus sehingga muara takwa semakin jauh dari pribadi orang tersebut. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa kesuksesan orang yang berpuasa bukan dilihat bagaimana dia melaksanakan puasa Ramadhan, tetapi sejauh mana follow up daripada nilai-nilai Ramadan di aplikasikan pada waktu setelah selesai bulan Ramadan.
Inti daripada Ramadan yang dapat mengantarkan manusia kepada takwa adalah kemampuan untuk menawan dan menahan hawa nafsu. Puasa Ramadan bukan hanya nafsu yang terlarang yang harus ditahan dan dikendalikan,  tetapi juga nafsu yang dibolehkan secara syar'i untuk dilakukan di luar Ramadan juga mesti dikoordinir dan di batasi pada saat Ramadan. 
Puasa Ramadan merupakan bulan latihan untuk mengendalikan hawa nafsu. Sehingga setelah selesai Ramadan orang yang melakukan puasa diharapkan dapat mengendalikan hawa nafsu tersebut secara baik dan sempurna. Namun ironisnya apa yang terjadi di luar Ramadan selalu merupakan kebalikan dari tradisi-tradisi yang telah dilakukan pada bulan Ramadan. Sehingga nafsu yang liar kembali semakin tumbuh subur dalam jiwa.
Kenapa taqwa menjadi hal yang penting bagi seorang muslim? Karena takwa merupakan alat pelindung bagi setiap pribadi muslim. Jika takwa hilang dari seorang muslim, maka ia akan hancur. 
Berikut merupakan poin poin penting yang dapat dimiliki oleh orang yang bertakwa, diantaranya:
a. Menjadi orang yang paling mulia disisi Allah.  Jika seseorang itu memiliki kemuliaan disisi Allah, maka secara otomatis akan mendapatkan kedudukan yang istimewa ditengah-tengah makhluk (baca: manusia). Dari orang yang bertakwa akan muncul sifat-sifat yang terpuji. 
b. Memiliki kemampuan untuk mencari solusi terhadap segala problematika kehidupan. Kemampuan itu bukan bersumber dari dirinya secara mutlak, tetapi dari Allah SWT.
c. Menjadi pribadi yang visioner, yaitu memiliki wawasan ke masa depan (akhirat). Firman Allah : "Dan negeri akhirat itu lebih baik bagi orang yang bertakwa, apakah kamu tidak berakal." Orang yang bertakwa senantiasa meorientasikan perilakunya untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan (surga).
d. Memiliki kemampuan memanajemen kehidupan jangka pendek dan jangka panjang. Karena orang yang bertakwa adalah orang yang paling optimis dan sangat  bekerja keras. Mereka adalah bukan model yang suka putus dalam kehidupannya. 

ANJURAN MENJADI ORANG BERILMU

JAPAR, M.AG

Dalam Alquran Allah menjelaskan bahwa orang yang berilmu akan diberikan kedudukan yang istimewa. Ini menjadi bukti bahwa ilmu memiliki kedudukan yang penting dalam ajaran Islam. Bahkan ayat yang pertama turun adalah perintah iqra yang artinya membaca. Membaca sebagai bagian dari proses untuk mendapatkan ilmu.

Hadis-hadis Rasulullah juga banyak jelaskan tentang bagaimana pentingnya menuntut ilmu. Bahkan proses menuntut ilmu menjadi suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan. Nabi juga bersabda "Jadilah kalian ulama yang saleh. Jika kalian tidak menjadi ulama yang saleh maka duduklah bersama para ulama. Dengarkanlah ilmu yang menunjukkan kalian kepada hidayah, menghalangi kalian dari keinginan."

Salah satu ulama pernah berkata,  "Barangsiapa yang mencintai ilmu,  maka keutamaan ilmu mengelilinginya." Ahli hikmah juga mengatakan "Barangsiapa mengelilingi ulama maka dia akan berwibawa. Maka barangsiapa yang bersahabat dengan orang bodoh maka dia hina."

Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang enggan untuk mencari ilmu. Diantaranya adalah bahwa dia menyangka ilmu itu adalah sesuatu yang sulit untuk diperoleh. Ditambah lagi adanya anggapan bahwa dirinya tidak mampu untuk mendapatkan ilmu itu karena merasa kurang cerdas dan kurang cerdik. Hal-hal seperti itu adalah merupakan alasan orang yang lemah karena mempercayai informasi sebelum diuji. Inilah merupakan suatu kesalahan dan kebodohan yang paling fundamental bagi seorang yang pesimis untuk mendapatkan ilmu.

Allah SWT memberikan karunia akal dan kecerdasan. Untuk mensyukuri nikmat karunia tersebut adalah mengasah akal dengan ilmu.

Kesehatan badan dan kelapangan waktu juga merupakan karunia yang tiada tara. Menghabiskan waktu dengan kesibukan menuntut ilmu adalah bentuk aplikasi rasa syukur atas karunia tersebut.

Sisi lain yang harus diketahui oleh penuntut ilmu adalah menanamkan niat yang benar. Diantaranya adalah bahwa: 

  • Seorang penuntut ilmu haruslah berniat untuk mendapatkan Ridha Allah SWT dalam menuntut ilmu. Bukan untuk yang lainnya, apalagi hanya untuk mendapatkan keuntungan duniawi semata. 

  • Seorang penuntut ilmu haruslah berniat untuk menghapus kebodohan dirinya dan segenap orang yang bodoh.

  • Seorang penuntut ilmu hendaknya berniat untuk menghidupkan agamanya dengan ilmu yang dimilikinya.

  • Seorang penuntut ilmu juga harus berniat untuk senantiasa melanggengkan Islam, meninggikan kalimat Allah.

ZAKAT ANTARA FUNGSI SOSIAL DAN IBADAH

Japar, M. Ag

Secara bahasa zakat berarti berkah, berkembang, suci, dan kebaikan. Menurut istilah syara' zakat berarti bagian tertentu dari harta yang telah diwajibkan oleh Allah untuk diberikan kepada mustahiq (yang berhak menerimanya. 

Zakat merupakan prinsip penting dalam ibadah dan sistem ekonomi Islam. Paling tidak ada dua fungsi utama zakat. Pertama, sebagai instrumen ibadah yang memberikan manfaat bagi muzakki (yang berkewajiban mengeluarkan zakat). Kedua, manfaat secara kolektif yang dirasakan oleh lingkungan yang menjalankan sistem zakat.
Sebagai fungsi ibadah dapat dirujuk melalui hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, bahwa zakat merupakan salah satu bagian dari pilar rukun Islam. Demikian juga dalam surat at-Taubah ayat 103. Dalam ayat ini menjelaskan bahwa zakat merupakan ibadah yang dapat membersihkan harta dan jiwa muzakki.Ibadah zakat dalam Al-Qur'an selalu disandingkan dengan ibadah shalat. Ini menunjukkan betapa pentingnya ibadah zakat tersebut.

Fungsi zakat adalah membersihkan hati Muzakki dari sifat rakus, tamak dan kikir yang merupakan sifat hina serta menjadi watak manusia. Kalau ditelusuri lebih jauh, sifat kikir manusia muncul karena harta merupakan sesuatu yang sangat berharga  dan dicintai oleh manusia. Bahkan tidak jarang harta dijadikan sebagai "Tuhan". Kecintaan yang berlebihan terhadap harta mengundang rakus kedalam hati manusia. Rasulullah bersabda, "Seandainya manusia diberi satu lembah penuh dengan emas, ia tentu ingin lagi yang kedua. Jika ia diberi yang kedua, ia ingin lagi yang ketiga. Tidak ada yang bisa menghalangi isi perutnya selain tanah. Dan Allah Maha menerima taubat siapa saja yang mau bertaubat" HR. Bukhari.

Penunaian zakat sebagai bentuk rasa syukur atas harta yang dikaruniakan Allah kepada seorang muzakki, sekaligus menumbuhkan rasa optimisme bahwa hartanya akan semakin bertambah. Dalam QS. Ibrahim ayat Allah SWT berfirman, "jika kamu bersyukur niscaya akan Kami tambah (karunia tersebut) untuk mu"
Fungsi zakat secara kolektif dapat dilihat dari dua aspek. Aspek pertama, zakat sebagai salah satu bentuk interaksi sosial antara muzakki dengan mustahiq. 

Dalam konteks sosial masyarakat menurut Yusuf Qardhawi dalam bukunya Fikih Zakat,  mampu memberikan ikatan yang kuat antara orang kaya dengan masyarakat lingkungannya. Ikatan itu akan selalu dibingkai oleh cinta kasih serta dipadukan dengan sifat persaudaraan dan saling menolong. Ikatan tersebut bermuara pada terwujudnya rasa aman, tentram dan harmonis diantara mereka. Terwujudnya rasa aman, tentram dan harmonis menjadi prasyarat keberhasilan pembangunan ekonomi dan kemajuan negara.

Aspek kedua, pemberian zakat merupakan salah satu instrumen distribusi kekayaan dalam Islam. Dengan adanya zakat, maka distribusi harta tidak hanya terpusat pada orang-orang kaya saja, tetapi juga beredar di kalangan orang-orang yang tidak mampu atau serba kekurangan. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah mewajibkan mereka zakat atas harta mereka yang diambil dari golongan kaya mereka dan dikembalikan kepada fakir miskin" Muttafaq alaih.
Dengan adanya proses distribusi yang baik, maka akan memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi baik secara mikro maupun makro.

Rivai dan Buchari dalam bukunya Islamic Economics menjelaskan bahwa dalam sistem zakat, proses dari zakat adalah mengalokasikan harta berdasarkan pada dua prinsip, yaitu dapat menghasilkan kesejahteraan dan menghasilkan tingkat pendapatan. Naiknya tingkat pendapatan mustahiq ini secara otomatis akan meningkatkan daya beli mustahiq. Distribusi zakat mendorong meningkatnya daya beli masyarakat mustahiq. Fungsi zakat secara mikro akan mampu mempengaruhi perilaku ekonomi mustahiq dan muzakki.

Fungsi zakat secara makro  mampu mendorong seseorang untuk mengelola dan memproduktifkan  harta yang dimilikinya. Secara agregat, hal tersebut mampu mendorong investasi. Dengan dipungutnya zakat terhadap kekayaan yang disimpan akan segera diaktifkan atau diinvestasikan. Dengan investasi ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Zakat merupakan kewajiban menyalurkan sebagian harta yang proses distribusinya  sangat dikaitkan  dengan usaha menurunkan tingkat kemiskinan.

Dalam realitas, banyak muzakki yang tidak faham manfaat dari zakat yang dikeluarkannya. Hal ini mungkin dikarenakan minimnya pengetahuan mereka tentang zakat, sehingga enggan membayar zakat. Suksesnya program zakat yang disyariatkan oleh agama dimulai dari kesadaran muzakki dalam mengeluarkan zakatnya, yang pada akhirnya masyarakat akan merasakan seberapa besar manfaat zakat yang dibayarkan. Sehingga buah dari zakat akan dapat dinikmati oleh muzakki berupa pahala yang berlipat ganda, aspek ekonomi dan sosial akan menampilkan wajah yang sumringah karena terciptanya masyarakat yang berkemampuan secara ekonomi serta gap antara miskin dengan kaya semakin sempit.

UBAN DAN KEIMANAN DENGAN HARI AKHIRAT

 


 Oleh : Japar, M.Ag

Suatu waktu Nabi Ya'kub memohon kepada Allah ta'ala agar mengutus tanda-tanda ajal pada dirinya kalau kematian itu sudah hampir tiba. Allah ta'ala mengijabah doanya.

Hari berganti , hari minggu berganti minggu, bulan berganti bulan tahun berganti tahun, windu berganti windu sementara uban-uban bermunculan di kepala Putra Ishaq itu. tiba-tiba datang si pencabut nyawa, malaikat Izrail.

Nabi Yakub: "Ada apa datang kemari?"

Malaikat Izrail: "Untuk melaksanakan perintah mencabut nyawamu."

Nabi Yakub: "Bukankah aku sudah berdoa kepada Allah dan doaku terkabul, bahwa menjelang kau melaksanakan tugasmu untukku, Allah akan mengirim tanda-tanda kepadaku?"

Malaikat Izrail menjawab: "Bukankah ubanmu itu sudah hampir memenuhi kepalamu? Itulah tanda-tanda kematian yang telah dikirim oleh Allah untukmu."


Gerbang Kehidupan 

Kematian merupakan salah satu episode perjalanan kehidupan berjalan kehidupan manusia yang dimulai dari alam rahim sampai ke alam akhir. Ketika melihat orang-orang yang ada di sekitar yang telah duluan mengalami kematian maka jelas sekali bahwa kematian merupakan hal yang sangat menakutkan. Bagaimana tidak ketika nyawa berpisah dari badan, maka tidak menunggu waktu yang lama terjadi proses perubahan secara fisik terjadi pada tubuh orang yang meninggal tersebut. Hanya dalam beberapa menit saja suhu tubuh menjadi begitu dingin kondisi organ-organ tubuh menjadi kaku. Berapa jam kemudian, dari tubuh muncul bau yang tidak sedap yang sangat menyengat hidung disertai dengan keluarnya cairan dari orang garongga yang ada pada tubuh manusia yang mati itu. Tidak hanya sampai di situ masih banyak lagi perubahan-perubahan yang sangat drastis terjadi pada fisik orang yang meninggal dunia.

Perubahan-perubahan yang lain juga terjadi secara cepat. Jasad yang sebelumnya berada di atas kulit bumi kemudian harus berpindah ke dalam perut bumi. Harta yang sebelumnya dinikmati kini harus berpindah kepada ahli waris. Selama ini mendapatkan kasih sayang secara fisik dari pasangan dan keluarga tapi ini semuanya harus berpisah tinggallah raga berada seorang diri di dalam tempat yang begitu menakutkan. Itulah proses kematian secara kasat mata. Namun dibalik itu proses kematian memiliki nilai yang sangat penting dari kacamata hakikat.

Kematian adalah pintu gerbang untuk meneruskan dan memasuki kehidupan yang baru yang lebih indah dan lebih berkualitas, karena kehidupan dan kenikmatan rohani, derajat dan kualitasnya lebih tinggi, ketimbang kenikmatan badan yang di durasinya sangat pendek dan fluktuatif. Para pegiat hakikat kematian adalah sesuatu yang ditambah-dambakan. Sehingga bagi mereka proses kematian bukanlah merupakan sesuatu yang menakutkan, tetapi menjadi sesuatu yang mesti dan yang diinginkan. Karena setelah proses berpindahnya nyawa dari jasad akan ada suatu kehidupan yang baru yang lebih baik dan lebih berkualitas serta namanya tidak sepanjang kehidupan di dunia. 

Syekh Siti Jenar mengatakan bahwa kematian adalah merupakan kehidupan yang sebenarnya. Kehidupan dunia diibaratkan seperti orang yang sedang tidur yang sibuk dengan mimpi-mimpinya. Setelah kematiannya maka ia akan tersadar bangun dari tidurnya bahwa dia sekarang berada dalam satu kehidupan yang hakiki. Karena setelah kematian merasakan kebebasan yang sebebas-bebasnya tanpa ada batas. Tidak seperti ketika sebelum kematian, waktu hidup di dunia, roh itu terikat dan terpenjara oleh jasmani.

Rukun Iman dan Kematian 

Syekh Ibrahim al-Laqqani berkata, 

وواجب إيمانا بالموت ويقبض الروح رسول الموت

Iman kita tentang kematian wajib adanya dan rasul al-maut yang akan menggenggam ruh itu.

Kepercayaan terhadap kematian yang terjadi pada setiap makhluk menjadi keyakinan setiap agama. Kecuali beberapa sekte seperti kafir Dahriyah dan kafir Thaba'iyah. Kedua sekte ini meyakini bahwa kematian dikarenakan kesalahan tabiat, bukan atas kekuasaan Allah.

Proses berpisahnya roh dengan jasad merupakan sakit yang paling parah sekaligus menjadi puncak kesedihan dan kesusahan. Oleh karena itu seorang yang beriman bersungguh-sungguh melakukan amal kebaikan agar bisa menemui ajal saat melakukan amal kebaikan sehingga roknya bisa keluar dengan mudah tanpa mengalami kesakitan. Melakukan amalan-amalan seperti bersiwak, shalat dua rakaat sesudah salat magrib, tidak pernah meninggalkan salat yang wajib, senantiasa menjaga wudhu merupakan ibadah yang dapat meringankan proses berpisahnya ruh dengan jasad.

Setelah berpisah ruh dengan jasad, maka saat itulah mulai berlaku hukum kehidupan akhirat. Periodisasi dan perjalanan kehidupan di akhirat begitu jelas dan gamblang tertera didalam sumber-sumber rujukan agama, yang semuanya menjadi hal yang mesti diimani pada waktu di dunia, dan dijalani ketika sudah masuk ke periodesasi akhirat.

Mengingat Mati

Imam Al Ghazali didalam masterpiece-nya, Ihya Ulumiddin, menulis satu kitab atau bab yang relatif lebih tebal dibandingkan dengan kitab atau bab-bab lain di dalam kitabnya tersebut. Dia memberi judul kitab dzikir maut atau metode menjemput maut.

Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa mati adalah suatu kepastian dan dialami setiap makhluk yang bernyawa. Namun apakah sukses dalam menjemput maut dan akhirnya mendapatkan posisi yang terbaik setelah mau. Atau sebaliknya bahwa kehidupan setelah berpisahnya roh dengan jasad akan menjadi suatu kehidupan yang sangat menyengsarakan. Sebab itu memanage hidup di dunia untuk mendapat kesuksesan hidup di akhirat menjadi sesuatu yang mesti. Jika dianalogikan sebuah perusahaan yang di menit dengan baik tentu saja akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi perusahaan yang sukses maju dan berkembang. Demikian pula kehidupan akhirat tergantung kepada bagaimana kemampuan memanage kehidupan dunia. 

Orang yang mampu me-manage hidupnya demi untuk kebahagiaan akhirat merupakan orang yang paling cerdas. Tidak ada yang lebih cerdas daripada itu. Kesadaran bahwa ada kehidupan setelah kematian menjadi aktivitas sadar yang harus dilakukan.

Kesadaran-kesadaran yang seperti ini menjadikan manusia menjadi berbudi luhur di dalam kehidupannya. Segala aktivitas dan tindak-tanduknya senantiasa diorientasikan untuk kemaslahatan kehidupan pada saat sekarang dan kehidupan pada masa yang akan datang (akhirat). Orang yang memiliki keimanan terhadap hari akhirat bukan hanya mampu menjadikan dirinya menjadi seorang yang baik tetapi lebih daripada itu dia akan mampu menjadikan lingkungan dan alam sekitarnya menjadi baik.

Inilah di antara buah dari keimanan terhadap hari akhirat. Orang yang mempercayai kehidupan akhirat lagi di orang yang paling optimis di dalam hidupnya dan tidak pernah berputus asa.


IQAMAH PADA SHALAT JENAZAH, ADAKAH?

Oleh : JAPAR, M.AG

Dalam suatu pelaksanaan shalat jenazah, tiba-tiba ada terdengar suara pemberitahuan semacam perintah bahwa pelaksanaan shalat jenazah tidak memakai iqamah. Benar, sepanjang yang terdengar pada saat itu tidak ada suara atau panggilan apapun sebagai isyarat untuk memulai pelaksanaan shalat jenazah tersebut. Shalat  tersebut pun berjalan dengan lancar, sampai akhir.

Setelah keluar dari majelis pelaksanaan shalat jenazah tersebut tiba-tiba seseorang mendekati saya. Dia mengatakan, "Kok aneh, tidak ada seruan "as-shalatu jami'ah". Sehingga orang tidak tahu bahwa pelaksanaan shalat jenazah akan dimulai" Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan, "Bagaimana menurut pendapat bapak?"

Ungkapan orang ini dapat dimaklumi, mungkin karena selama ini pelaksanaan shalat jenazah dimulai dari seruan yang diucapkan seseorang dengan lafadz ash-shalatu jami'ah sebanyak tiga kali yang disambung dengan ucapan rahimakumullah. Kemudian disambut oleh jamaah dengan lafaz "shalatu laa ilaha illallah muhammadur Rasulullah"

Mendapat pertanyaan seperti itu, saya pun sedikit kaget, karena tidak tahu mau jawab apa. Untuk sekedar menanggapi, saya menjawab dengan apa adanya, memang iqamah shalat jenazah itu tidak ada. Tetapi bukan tidak ada ungkapan atau seruan untuk memulai shalat tersebut. Hanya redaksinya saya lupa. Demikian saya menjelaskan kepada nya. Setelah itu dialog pun berhenti dan beralih pada tema yang lain. 

Di sepanjang perjalanan saya dari pertemuan dengan orang tersebut, pertanyaan itu menjadi uneg-uneg buat saya. Karena saya berfikir apakah penjelasan itu sudah benar atau tidak. Maka saya mencoba untuk membuka kembali buku-buku yang ada di lemari buku milik pribadi yang relatif sedikit. Tulisan berikut ini merupakan hasil perselancaran dilakukan pada rak kecil buku-buku tersebut.


Iqamah 

Dalam kajian fiqih pembahasan iqomah digabungkan dengan adzan. Sehingga di dalam kitab-kitab tersebut pembahasan tentang adzan dan iqamah selalu berbarengan.

Iqamah adalah bentuk masdar dari fi'il madhi lafadz aqama. Selanjutnya dijadikan nama sebuah dzikir tertentu karena sesungguhnya dzikir tersebut berfungsi untuk menjadikan shalat. (Fathul Qarib). 

Di dalam Minhajut Thalibin karya Imam Nawawi disebutkan bahwa adzan dan iqamah hukumnya Sunnah namun ada pendapat lain mengatakan fardhu kifayah.

Menurut Imam Syafii dan Hambali, lafaz iqamah sebanyak 11 kalimah yang tidak berulang, kecuali lafal "Qad qamatis shalah" diulang sebanyak dua kali. ,(Fiqhul Islam wa Adillatuhu, Wahbah Zuhaili,)

Adzan dan iqamah disyariatkan untuk shalat fardhu sementara, dalam shalat Ied dan semisalnya seruan untuk mengajak atau memulai melaksanakan salat menggunakan redaksi "ash-shalata jami'ah" artinya "mari shalat secara berjamaah". 

Di dalam Ensiklopedi Hukum Islam terbitan PT. Van Hoeve Baru juga dijelaskan bahwa dalam bahwa dalam shalat Ied tidak ada adzan dan Iqamah, sebagai gantinya adalah "ash-shalatu jami'ah".

Kalimat ash-shalata jami'ah,  kedua kata ini dibaca nashab (huruf akhir dari kedua kata tersebut dibaca dengan baris fathah/atas). Kata yang pertama sebagai ighra' (munada yang bernuansa menggerakkan), sementara yang kedua sebagai hal (keterangan). Demikian penjelasan yang terdapat dalam al-Mahalli karya Syekh Imam Jalaluddin al-Mahalli. Istilah ighra' dan hal ini terdapat di dalam ilmu nahwu atau tata bahasa Arab. 


Seruan ketika hendak melaksanakan shalat jenazah.

Bagaimana dengan seruan yang terdapat saat hendak melaksanakan shalat jenazah, seperti apakah tuntunannya? Dalam kitab Minhajut Tholibin tidak dijelaskan secara spesifik tentang persoalan shalat jenazah apakah menggunakan iqamah atau tidak.

Tetapi di dalam Hasyiah Al-Bajuri disebutkan : "Berbeda dengan shalat jenazah, maka tidak diseru baginya (shalat jenazah), kecuali jika dibutuhkan. Maka dilantunkan الصلاة على من حضر من اموات المسلمين (Mari shalat atas mayat yang hadir dari orang-orang muslim yang meninggal dunia)". Dari keterangan ini dapat dipahami bahwa seruan ketika hendak melaksanakan shalat jenazah,  jika dibutuhkan,  bukan menggunakan redaksi "ash-shalata jami'ah". 



Pajak Sore, 20 Januari 2023

Jafar, M.Ag