/>https://maswashliyah.blogspot.com MAS ALWASHLIYAH DESA PAKAM

Translate

PUISI OLEH MUHAMMAD RIFAL AZHARI

MADRASAH ALIYAH ALWASHLIYAH DESA PAKAM MENERIMA SISWA BARU TAHUN PELAJARAN 2024/2025

Selasa, 09 Agustus 2022

SIMULASI KOMPETISI SAINS MADRASAH 2022


Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) kembali menggelar Kompetisi Sains Madrasah 2022 (KSM 2022). Kegiatan ini dilakukan berjenjang mulai dari KSM Satuan Pendidikan, KSM Kabupaten/Kota, KSM Provinsi, hingga KSM Nasional.

Pendaftaran KSM 2022 sudah dimulai sejak 13 Juli 2022 san akan berakhir pada 26 Juli 2022. Pendaftaran dilakukan melalui laman ksm.kemenag.go.id. Event yang pertama kali digelar 10 tahun lalu ini dilaksanakan oleh Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah.


Dalam rangka menyukseskan pelaksanaan KSM tingkat kabupaten Batubara, MAS ALWASHLIYAH DESA PAKAM berpartisipasi dengan mengikut sertakan siswa dalam kegiatan tersebut.

Sebagai rangkaian awal, pada tanggal 9 Agustus 2022, dilaksanakan simulasi. Siswa dilatih menjawab pertanyaan yang terdapat dalam aplikasi online. Sebelumnya juga para siswa di mentoring oleh gurunya masing-masing.



Kita berharap pada saat pelaksanaan akan datang kegiatan KSM ini berjalan dengan lancar, dan MAS ALWASHLIYAH DESA PAKAM dapat meraih juara.

Inilah tanggal penting rangkaian kegiatan KSM.

• 11-20 Juli 2022 : Pelaksanaan KSM tingkat Satuan Pendidikan

• 13-26 Juli 2022 : Pendaftaran di Satuan Pendidikan masing-masing melalui web https://ksm.kemenag.go.id

• 10-11 Agustus 2022 : Uji Coba KSM tingkat Kabupaten

• 13-14 Agustus 2022 : Pelaksanaan KSM tingkat Kabupaten

• 18 Agustus 2022 : Pengumuman Pemenang KSM Kabupaten pada laman https://ksm.kemenag.go.id

• 10-11 September 2022 : Pelaksanaan KSM tingkat Provinsi

• 14 September 2022 : Pengumuman Pemenang KSM tingkat Provinsi

• 10-14 Oktober 2022 : Pelaksanaan KSM tingkat Nasional

Jumat, 05 Agustus 2022

PENYAKIT 'AIN

 


NURUL KHATIMAH


Assalamu’alaikum Wr. Wb

Hallo, selamat pagi – siang – sore – malam Sahabat mimin yang baik hati. Semoga sahabat mimin yang jauh di sana, namun dekat di hati dalam ke adaan sehat iman dan badan, aamiin. Oh iya, pasti kamu udah rindu dengan tulisan mimin, ya? Sorry guess, beberapa bulan belakangan ini mimin lagi khursus online bahasa indonesia, bahasa inggris dan sekarang lagi ngejar beasiswa bahasa arab, dengan alasan demikian mimin gak sempat mengisi web dan menyapa kalian semua yang ada di web ini. 


Kali ini, kita bakalan bahas apa ya ...? Ada yang bisa nebak, mimin bakalan nulis apa?


Pembahasan kali ini tentang penyakit yang katanya menggemparkan seluruh masyarakat Indonesia, apalagi para pengguna sosmed. Ya, benar! Nama penyakit itu ialah Penyakit ‘Ain. Apa sih itu penyakit ‘Ain? Mari kita bahas di artikel berikut ini!


Penyakit ‘Ain adalah penyakit non-medis yang muncul karena pandangan yang disertai rasa iri atau dengki terhadap orang lain. Sejumlah riwayat telah menjelaskan mengenai keberadaan penyakit ‘Ain (dilansir dari detikEdu/detikpedia (https://www.detik.com)). 

Beberapa riwayat sabda Rasulullah tentang penyakit ‘Ain, yaitu:

Dari Aisyah Ra dia berkata: “Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memintaku agar aku diruqyah untuk menyembuhkan ‘Ain.”

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuautu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa (HR. Muslim)


Kembali dalam hal ini Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sebab paling banyak yang menyebabkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ‘ain” (HR. Al Bazzar dalam kasyful Astar, dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih Al Jami’.)



Sebenarnya, Apa sih penyebab dari menyakit ‘Ain ini?


Penyakit ‘ain sebenarnya berasal dari “mata”. Pandangan mata seseorang terhadap nikmat yang dimiliki orang lain yang di sertai rasa iri dan dengki. Yang berawal dari rasa kagum lalu rasa itu dipenuhi oleh pemikiran negatif, seperti “Wah enak ya jadi dia, bisa punya segalanya, bisa melakukan ini dan itu,” nah, tak jarang dari pemikiran tersebut rasa iri muncul di hati lalu diliputi rasa dengki, ini sungguh berbahaya! Dari sini muncul lah penyakit ‘ain yang membahayakan orang yang dipandangnya.  Bahkan, orang buta juga bisa memiliki penyakit ini loh, dengan dan dari apa yang didengarnya. 


Apa benar kalau pandangan mata orang lain bisa menyebabkan penyakit bahkan sampai kematian? Fakta tentang penyakit ‘ain ini benar adanya. Bahkan ada Ayat Al- Qur’an yang menyebutkan tentang penyakit ini.


Allah berfirman dalan QS. Al-Falaq ayat 5 : “ ... Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.”


Lebih singkatnya penyakit ‘ain adalah pandangan mata seseorang yang mampu menimbulkan gangguan pada orang yang di pandangnya (Fathul Majid Syarah Kitab Tauhid).


Lalu, bagaimakah ciri-ciri orang yang terjangkit penyakit ‘Ain ini?

  1. Kepala sering pusing

  2. Wajah sayup menguning

  3. Sering kencing.

  4. Sering sendawa dan menguap

  5. Susah tidur atau suka tidur

  6. Sering keluar keringat dingin

  7. Kedua telapak tangan basah

  8. Suka kesemutan

  9. Telapak kaki basah 

  10. Jantung sering berdebar

  11. Mudah emosi dan marah 

  12. Suka mengigau saat tidur

  13. Sakit pada punggung dan belikat

Cara menghendari penyakit ‘Ain:


Perlu diketahui, penyakit ‘ain ini sering terjangkit pada anak-anak. Bahkan, nabi muhammad Saw, juga berdo’a untuk perlindungan Hasan dan Husein agar terhindar dari penyakit ini. 


Untuk menghindari penyakit ‘Ain caranya yaitu:

  1.  Sebisa mungkin menghindari kegiatan mengumbar kekayaan. Seperti di sosmed yang sedang trend saat ini atau lain sebagainya.

  2. Menghindari untuk menceritakan mimpi yang ingin diwujudkan di masa mendatang atau kesuksesan usaha yang terjadi pada saat itu.

  3. Sebisa mungkin tidak mengumbar foto diri, yang bisa saja menyebabkan iri dan dengki ke pada orang yang melihatnya.

  4. Dan sebaiknya tidak mengumbar kebahagian diri dan keluarga. Seperti, mengumbar aktivitas yang menyenangkan di sosmed, maupun media lainnya.


Sebaiknya, kita lebih meningkatkan taqwa dan sikap tawadhu’ kepada Allah. Maka bagi yang memiliki sifat hasad, lebih bisa mengontrol dirinya dari iri dan dengki. Dan bagi yang terjangkit bisa menghindarinya dan lepas dari penyakit tersebut. 


Doa agar terhindar dari penyakit ‘Ain


“U’iidzukuma bikalimaatillahit tammah, min kulli syaithaanin wa haamah wa min kulli ‘ainin laamah"


“Aku meminta perlindungan untuk kalian dengan kalimat Allah yang sempurna, dari gangguan setan dan racun, dan gangguan ‘Ain yang buruk.” 


Nabi bersabda : “Dahulu ayah kalian (Nabi Ibrahim) meruqyah Ismail dan ishaq dengan doa ini” (HR. Abu Daud, Ibnu Hibban, dishahihkan syu’ain Al Arnauth dalam Takhrij Ibnu Hibban).


Mimin berdoa semoga kita semua terhindar dari penyakit ‘ain ini, Aamiin. Penyakit ini bahkan bisa merusak serta menghancurkan niat dan cita-cita kita lohh. Nah, bahaya banget kan! Jadi, sebaiknya kita menghindari hal yang mampu mendatangkan penyakit ini, ya!


Saya harap, bagi para guru Al-Washliyah desa Pakam yang membaca artikel ini mampu melengkapi kekurangan dan kesilapan yang ada. Juga bagi para pembaca mimin yang setia, kalian juga boleh melampirkan pendapat di kolom komentar, agar kekeliruan yang terjadi di masyarakat kita tentang penyakit ini bisa membaik. Untuk salah dan silap mimin mohon maaf, izin mimin undur diri terlebih dahulu, terima kasih. 


Don’t forget to like, share and coment! Agar mimin tetap semangat nulis dan web ini bisa terus berkembang untuk membagikan informasi berguna lainnya.


Jangan lupa pula untuk subscribe channel Mas Al Washliyah desa pakam, agar program kebaikan ini terus berkembang, terima kasih. 


Oh iya, bagi kamu yang ingin membaca buku mimin, bisa langsung ke aplikasi berikut ini; Apk Novelah, finovel, storyOn, kbm app dan wattpad, jangan lupa ketik username atas nama mimin dipencarian penulis, @nurulkhotimah atau @nurkhotimah20204


PENDIDIKAN PANCASILA DI MAS ALWASHLIYAH DESA PAKAM

Pada tanggal 5Agustus 2022, Babinsa Kecamatan Medang Deras melakukan pembinaan kepada Siswa MAS ALWASHLIYAH DESA PAKAM.



Para siswa diajarkan Pendidikan Baris Berbaris dan keterampilan lainnya.


Para pelajar kelihatan sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.

Kamis, 04 Agustus 2022

MENJADI AHLI BEDAH TERNAMA BEGINI CARA SYEIKH YUSRI MENDIDIK NAFSU

 



Maulana Syekh Yusri Rusydi al-Hasani menerangkan dalam salah satu pengajian, cara menyikapi kesalahan supaya tidak terulang lagi. Dokter bedah Mesir itu kemudian berbagi pengalaman bagaimana beliau mendidik nafsu.

Syekh Yusri Rusydi bercerita panjang. Mari kita simak bersama:

Aku katakan kepadamu, kenapa Allah SWT menganugerahiku keahilan medis di bidang bedah, sampai kawan-kawan dan guruku mengakui kemampuanku.

Kamu tahu apa yang aku lakukan untuk mendidik diriku di awal-awal aku bekerja di profesi ini? Dalam mendalami ilmu bedah, diri juga perlu didikan agar sampai pada tingkat sebaik mungkin (ahli).

Dari semua pasien yang aku tangani atau aku beri resep obat, jika kuketahui ada yang meninggal, maka aku akan bepuasa 2 bulan. Aku menganggap diriku telah melakukan salah penanganan atau salah memberi obat sehingga ia meninggal.

Ayahku yang setiap hari mengunjungiku ke rumah pada awal-awal aku menikah, menemukan aku selalu puasa.

Setiap selesai berpuasa 2 bulan, ada saja pasien baru yang meninggal. Maka aku berpuasa 2 bulan lagi. Kami para ahli bedah dihadapkan pada pasien-pasien kecelakaan yang kemudian meninggal tanpa kesalahan kami.

Tapi terlebih dahulu aku menuduh diriku tidak memberikan penanganan yang semestinya untuk menyelamatkan si pasien. Tujuanku agar aku memperbaiki kemampuan diri, sehingga Allah SWT meninggikanku dalam bidangku.

Kita harus menuduh diri sendiri dahulu dengan maksud memperbaikinya, menuduh diri sendiri sebagai pihak yang memerintahkan kemungkaran. Lantas apa yang harus kita lakukan? Cambuk nafsu dalam diri sendiri.

Caranya dengan apa?

- Nafsu suka harta, maka bersedekahlah.

- Nafsu suka makan terus-menerus, buat ia lapar dan bawa puasa.

- Nafsu suka terus-menerus tidur, maka bangun malam dan shalatlah.

- Nafsu suka makanan tertentu, maka jangan makan yang kamu sukai.

Inilah caranya dan begini seharusnya yang dilakukan murid thariqah. Dia harus mengetahui bagaimana mendidik dirinya ketika melakukan kesalahan, sehingga dirinya mendapatkan pendidikan yang baik.

Ayahku berkata, “Nak, kamu pengantin baru, mengapa puasa tiap hari?! Tidak boleh begini.”

Aku pun menjawab, “Tidak apa-apa, aku sudah biasa.” Aku tidak mau mengatakan bahwa diriku mengecewakan karena pasienku meninggal. Aku tidak mau mengatakan hal itu agar beliau tidak marah padaku misalnya.

Aku dulu menganggap bahwa diriku berbuat kesalahan meski bisa saja sudah ajal pasien itu meninggal padahal aku sudah memberikan penanganan yang baik.

Setelah aku menjalaninya dalam tempo yang lama, alhamdulillah Allah SWT menyelamatkanku dalam bidangku, sehingga kebaikan mengalir lewat tanganku.

Demi Allah, banyak dokter bedah tatkala menghadapi pasien-pasien tertentu mengatakan, “Jangan ada yang berani memegangnya, karena dia akan meninggal.” Tapi aku masuk dan menanganinya. Setelah sepekan, dia keluar dari rumah sakit atau sudah membaik dan hidup.

Demi Allah, itulah yang terjadi. Sampai kawan-kawanku berkata, “Kondisi sulit kalau ditangani oleh dr. Yusri akan berbalik menjadi mudah.” Mereka mengatakan itu karena mereka melihat dengan mata mereka sendiri. Demi Allah.

Semua itu datang dari mana? 

Dari puasa berbulan-bulan yang aku lakukan. Agar aku lebih giat, lebih mempelajari, lebih maju di bidangku dan  memperbaiki kemampuanku.

Dan setelah aku sampai pada tingkat keahlian tinggi di bidangku, maka sudah tidak masalah lagi bagiku pasien yang meninggal ataupun yang hidup. Aku tidak lagi puasa karena aku sudah mempelajari dan menguasai bidangku.

Berbeda di masa-masa awal, aku masih belajar. Aku belum mengetahui bagaimana menghukum diri . Apakah aku melakukan hal benar seratus persen ataukah delapan puluh persen sehingga pasien meninggal?

Syekh Yusri kemudian memberikan nasehat bagaimana cara seorang murid thariqah berinteraksi di bidangnya, ibadahnya, juga dengan sesama manusia. Beliau melanjutkan cerita:

Dokter bedah merupakan profesi yang kompetisinya berat antara sesama ahli bedah. Bahkan terkadang saat aku menangani pasien yang kondisinya sulit, kawan-kawanku mengharapkan pasien meninggal. Kalau ia hidup, citraku akan naik di kalangan rumah sakit. Demi Allah aku melihatnya, bukan dari lisan tapi dari perilaku mereka. Iklim kompetisi di profesi ini memang buruk.

Saat-saat itu terjadi, aku memberi mereka hadiah. Bukankah Rasulullah SAW bersabda, “Saling memberilah kalian hadiah agar saling mencintai.”

Ketika mereka melakukan kesalahan di suatu kondisi, mereka memanggilku untuk memperbaiki.

Aku melakukan perbaikan kesalahan para ahli bedah di Rumah Sakit Ahmad Maher selama 20 tahun. Siang malam aku melakukan hal itu..

Aku bercerita dengan mikrofon karena kawan-kawanku akan mendengarnya. Mereka semua mengetahui, silahkan datang kalau ada yang mengatakan aku berbohong.

Kemudian selama 15 tahun, aku memperbaiki kesalahan di Rumah Sakit Umm al-Mashriyin.

Di Rumah Sakit Ahmad Maher, aku memperbaiki kesalahan yang terjadi di RS Khalifah, RS al-Munirah dan RS di daerah. Permintaan perbaikan itu ditujukan kepadaku saat berada di RS Ahmad Maher.  Itulah yang terjadi. Aku mengatakan ini bukan dengan maksud memaklumatkan diriku, karena insya Allah aku akan berhenti membedah dalam waktu dekat.

Aku hanya ingin menyampaikan padamu bagaimana Allah SWT membuat aku sampai di level ini, yaitu dengan menuduh diri bahwa aku melakukan kekurangan-kekurangan pada masa belajar. Aku terus menerus menuduh diriku sendiri bahwa aku belum mencapai ilmu yang cukup, latihan yang cukup, dan memberikan pelayanan yang cukup kepada pasien-pasienku, sehingga aku menghukum diri dengan berpuasa 2 bulan. Aku menganggap diriku telah melakukan pembunuhan yang tidak sengaja. Seandainya aku punya budak, mungkin aku telah memerdekakan 100 budak, tapi Allah SWT memuliakan kita.

Maksudku, setiap kita yang menjalani bidang profesi masing-masing agar mematai-matai dan mengoreksi diri.

Misalnya insinyur yang merancang jembatan, kemudian setelah 10 tahun, jembatan itu runtuh, maka dia wajib menghukum dirinya.

Orang yang merancang dan membuat jembatan besi di kawasan Abu Eila adalah orang Prancis. Dia juga yang membuat Menara Eiffel. Dia seorang arsitek, terhebat di bidangnya secara internasional.

Khedewi Ismail  mendatangkannya untuk membangun jembatan Abu Eila. Khedewi mengatakan, “Ssungai Nil merupakan lalu lintas kapal. Aku ingin jembatan yang bisa dibuka dan ditutup.”

Jembatan pun dibuat. Pada hari peresmian,  jembatan itu tidak bisa dibuka.

Apa yang dilakukan arsitek Prancis itu? Bunuh diri. Dia tidak kuat menghadapi kegagalan, karena jiwanya hidup dalam profesi yang digelutinya.

Aku tidak mengatakan padamu untuk bunuh diri. Aku tidak begitu. Aku mengatakan padamu bahwa ketika kamu gagal maka hukumlah dirimu dengan mencoba menjadi lebih baik dan lebih mendalam (itqan). Perbanyak belajar, tanya ahli di bidang itu, koreksi diri satu atau dua kali, supaya kamu istimewa di bidangmu.

Bidang yang kubicarakan ini umum. Bisa ibadah, sains, profesi, bisnis. Dalam bidang apa saja, kamu mesti sampai pada level itqan.

“Itqan diperoleh dengan menghukum diri sendiri dan menuduhnya semasa proses pembelajaran.” Pungkas syeikh yusri.

*Diterjemah oleh Ustadzah Hilma Rasyidah Ahmad

KESALAHAN POPULER DALAM MEMBACA ALQURAN

Membaca Alquran merupakan ibadah yang sangat dianjurkan sekali. Banyak hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang menjelaskan yang menjelaskan tentang keutamaannya. Sehingga umat Islam sangat termotivasi untuk membacanya.

Meskipun demikian untuk mendapatkan fadhilah dan keutamaan membaca Alquran tidaklah mudah. Diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup, minimal dengan mempelajari ilmu tajwid. Kebanyakan orang yang keliru membaca Alquran karena tidak menguasai ilmunya dengan baik dan tidak belajar langsung kepada ahlinya (talaqqi). Sehingga kesalahan -kesalahan itu menjadi sesuatu yang lumrah. Bahkan orang tidak merasakan itu sebagai suatu kesalahan.

Dalam ilmu tajwid ada pembahasan makharij al-huruf. Ilmu ini mempelajari tentang bagaimana cara melafalkan suatu huruf dengan cara yang baik dan benar. Ilmu ini tidak bisa dipelajari secara otodidak, dan harus dipelajari melalui guru yang mahir dan kalau memungkinkan gurunya harus memiliki sanad (garis keilmuan yang bersambung kepada Rasulullah).

Diantara contoh kesalahan yang sangat populer dalam membaca Alquran adalah pengucapan huruf هـ (biasa disebut ha besar) dan ح (biasa disebut ha kecil). Banyak para pembaca Alquran menukar cara pengucapannya, sehingga menyebabkan kesalahan menjadi berulang-ulang. Bayangkan jika penukaran pengucapan  huruf ha kecil menjadi ha besar  ini terjadi dalam membaca surah al-A'la maka paling tidak jumlah kesalahannya adalah sebanyak tujuh kali. Belum lagi kesalahan huruf kha yang dibaca ha besar, menjadi deretan kesalahan itu semakin banyak. Termasuk juga kesalahan pengucapan huruf ha besar menjadi ha kecil.

Maka oleh sebab itu, seorang yang membaca huruf  هـ ، ح dan خ harus tahu cara meletakkan tempat keluarnya ketiga huruf tersebut. Tentu saja selain harus mengetahui teorinya  juga faham  mengaplikasikannya, dalam hal ini proses talaqqi wajib dilakukan. 

فَعَلَى قَارِئَ اْلقُرآنِ اَنْ يَأْخُذَ قِرَائتَهُ عَلَى طَرِيْقِ التَّلَقِّى وَ اْلإِسْنَادِ عَنِ الشُّيُوْخِ اْلآخِذِيْنَ عَنْ شُيُوْخِهِمْ كَى يَصِلَ اِلَى تَأْكِدٍ مِنْ أَنَّ تِلاَوَتَهُ تُطَابِقُ مَا جَاءَ عَنِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه و سلم

"Bagi para pembaca Al-Qur'an hendaknya dia mengambil bacaannya (mempelajari Al-Qur'an) dengan cara talaqqi dan (memperhatikan) runtutan sanad yaitu membaca dari (guru) yang guru tersebut mendapatkan (bacaan itu) dari gurunya, agar sampai kepastian (kebenaran) bahwa bacaan itu adalah bersumber dan dipraktekkan sesuai dengan bacaan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam."

Dalam pelajaran ilmu tajwid, tempat keluarnya ketiga huruf itu adalah :

Halq ( الْحَلْقِ), huruf yang keluar lewat tenggorokan atau makhrajnya ada di tenggorokan. Tempat keluarnya huruf-hurufnya terdiri dari:

Untuk huruf  ha' (هـ) pangkal tenggorokan

Untuk huruf ha' ( ح ) pertengahan tenggorokan

Untuk huruf kha' ( خ ) Ujung tenggorokan


Kesalahan pengucapan huruf هـ menjadi ح banyak terjadi dalam pengucapan : 

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهاب.

Huruf هـ yang terdapat pada kalimat tersebut sebanyak tiga kali. Jika kesalahan itu terjadi, maka jumlah kesalahannya juga tiga.

Ada akibat  lain yang menjadikan kesalahan pengucapan huruf-huruf menjadi fatal. Penulis pernah mendengar kata وَهَبْ لَنَا dibaca حبلنا. Jika diterjemahkan وَهَبْ لَنَا berarti karuniakanlah pada kami, sedang حبلنا berarti tali kami. Dengan demikian, sangat berbeda sekali terjemahan kedua kata tersebut. 

Masih banyak lagi kesalahan-kesalahan yang lain kalau kita ingin menginventarisirnya. Abdurrahman Sa'dullah 'Aitani menulis buku tentang kesalahan-kesalahan membaca Alquran dibawah judul  "al-Akhtha' as-Sya'i'ah fi Tilawah Al-Qur'an" menjadi sebuah referensi yang dapat diperhitungkan dalam upaya memperbaiki bacaan Alquran dan sekaligus mencari guru yang mumpuni. Sehingga kita termasuk orang baik, sebagaimana sabda Rasulullah Saw: "Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya". Wallahu A'lam.

Pajak Sore, 1 Muharram 1444

JAPAR, M.Ag

Persembahan sederhana untuk tahun baru hijriah tahun ini.

OPTIMIS KARAKTER MUHAJIRIN

 

Kata hijrah (هِجْرَةٌ) berasal dari akar kata hajara (هَجَرَ) yang berarti berpindah (tempat, keadaan, atau sifat), atau memutuskan, yakni memutuskan hubungan antara dirinya dengan pihak lain, atau panas menyengat, yang memaksa pekerja meninggalkan pekerjaannya. Secara istilah, hijrah berarti keluar dari negeri kafir menuju negeri Islam (خروج من دار الكفر إلى دار الإسلام).

Ragib al-Isfahani, seorang pakar leksikologi Alquran, berpendapat bahwa sebagai istilah dalam agama Islam kata hijrah biasanya mengacu kepada tiga  pengertian, yaitu : (1) meninggalkan negeri yang berpenduduk kafir menuju  negeri yang berpenduduk muslim, (2) meninggalkan syahwat, akhlak yang buruk, dan dosa-dosa menuju kepada kebaikan yang diperintahkan Allah, (3) mujahadah an-nafs menundukkan hawa nafsu untuk mencapat martabat kemanusiaan yang hakiki. 

Dalam perjalanan sejarah Islam, perilaku hijrah merupakan suatu proses yang sangat strategis untuk meningkatkan kualitas kehidupan muslim. Hal ini dapat dibuktikan dengan peristiwa hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad saw beserta dengan para Muhajirin dari Mekkah ke Madinah. Bahkan sebelumnya juga Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk hijrah dari Mekah ke Habasyah.

Praktek hijrah memiliki target yang sangat ideal yaitu dalam rangka menyiapkan seorang muslim yang seutuhnya lagi ikhlas serta siap mengorbankan diri, harta dan negeri tempat tinggalnya guna meninggikan agama Allah. Ini juga dibuktikan oleh sejarah. Bagaimana keberhasilan dan kesuksesan para Muhajirin bersama Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam setelah sampai di Madinah. Mereka menjadi pribadi pribadi yang utuh, memiliki keikhlasan yang tinggi sehingga siap mengorbankan diri harta dan bahkan negeri tempat tinggalnya demi untuk sebuah kemuliaan di bawah keridhaan Allah subhanahu wa ta'ala.

Pribadi yang melakukan hijrah adalah pribadi yang memiliki visi masa depan atau visioner. Pribadi yakin dengan janji demi Allah. Mereka ikhlas meninggalkan kemewahan duniawi, demi untuk meninggikan syiar agama dan keridhaan Allah. Mereka menjadi pribadi yang merespon keseruan Allah subhanahu wa ta'ala: "wahai hamba-hambaku yang beriman, sungguh bumiku luas, maka sembahlah aku saja" Prof. Dr. Wahbah Zuhaili menjelaskan ayat ini dengan kalimat "Wahai hamba-hambaku yang beriman kepada-Ku dan rasul-Ku, Muhammad, ketahuilah bahwa sesungguhnya bumi-ku ini amat luas. Kalian bisa tinggal di mana saja dari bumi-Ku tatkala kalian tidak bisa menjalankan ibadah dan menegakkan syiar agama di negeri kalian disebabkan larangan atau gangguan dari orang kafir. Dalam situasi demikian berhijrahlah kalian ke tempat lain yang memungkinkan kalian untuk menjalankan siar-syiar agama".

Rasulullah bersabda: "Siapa yang pindah dari satu negeri ke negeri lain demi menyelamatkan agamanya, meski hanya sejengkal saja, maka ia pasti akan memperoleh surga dan menjadi pendamping dari Ibrahim dan Muhammad saw"

Orang yang berhijrah adalah orang yang tidak pernah khawatir dengan kehidupan dunianya. Selagi mereka menjadi orang yang bersabar terhadap gangguan dalam menjalankan beban-beban agama yang susah serta tawakal kepada Allah swt pasti akan mendapatkan surga. Orang yang berhijrah adalah orang yang tidak pernah cemas dengan kehidupan dan khawatir menjadi orang-orang yang terasing karena mereka yakin bahwa keterangan dan penderitaan itu hanyalah bersifat sementara.  Tuhan tidak akan menambah atau mengurangi orang umur seseorang baik yang bersangkutan tinggal di negeri kelahirannya maupun pindah jauh dan terasing di negerinya.  Ini ditegaskan Allah subhanahu wa ta'ala dan firman-Nya: "Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh" QS. an-Nisa' : 78.

Orang yang berhijrah adalah orang yang yakin di manapun dia berada di situ pasti ada rahmat Allah. Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam "seluruh negeri adalah negeri Allah, seluruh manusia adalah hamba Allah maka di negeri mana saja kamu berada dan bisa mendapatkan kebaikan maka tinggallah di sana".

Orang yang hijrah, rela meninggalkan komunitas yang glamour namun jauh dari keridhaan Allah demi meraih keridhaan-Nya. Meninggalkan lingkungan haram meskipun mewah, menuju keridhaan Allah meskipun penuh ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, demi mencapai kualitas hidup yang ideal, bahagia dunia maupun akhirat.

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah: 218).


Pajak Sore, 28 Juli 2022

Japar, M.Ag

Senin, 17 Agustus 2020

Manajemen Dakwah dalam kajian Dhuha PW WASHLIYAH Sumatera Utara

 

 Oleh: Ade Hamid Alfahrido

Editor: Drs. Supardi M.ag

Jika dilihat dari segi bahasa, pengertian Manajemen Dakwah memiliki dua pengertian, yaitu :

Yang Pertama ialah pengertian Manajemen dan kedua pengertian Dakwah. Pertama pengertian manajemen, secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan. Artinya manajemen adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oeh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi dalam mencapai suatu tujuan.

Maka dari itu Pimpinan wilayah Al Jam’iyatul Washliyah Sumatera Utara juga mempunyai caranya tersendiri dalam mengkoordinir dakwahnya agar tersampaikan kepada Masyarakat Luas Khususnya kepada Warga Washliyah Yang berada di Sumatera Utara, guna menata lembaga ini dengan sebaik mungkin, Pimpinan juga memberi amanah kepada Majelis Dakwah Alwashliyah Sumatera Utara agar membuat suatu Terobosan dakwah virtual yang mana semua masyarakat Sumatera Utara bisa merasakan kehadiran Aljam’iyatul Washliyah, khususnya di Provinsi Sumatera Utara ini maka timbullah suatu ide dan gagasan para pengurus untuk membuat Kajian Dhuha dari daerah yang di adakan oleh PW Washliyah Sumatera Utara dengan cara tatap muka secara Virtual oleh Aplikasi Zoom dan di siarkan secara Langsung dari Youtube maupun Facebook dengan begini Dakwah pun berjalan dengan lancar walaupun lagi di masa Pandemic Covid 19 ini.

Kajian tersebut juga dilakukan Rutin setiap hari tanpa ada jeda sedikitpun karena begitu banyak daerah di Provinsi Sumatera Utara ini, terutama Di Kabupaten Batu Bara. Pelaksanaan Kajian Dhuha itu dilaksanakan setiap hari Selasa pada Pukul 09:30-10:00 WIB. Kegiatan ini juga di pelopori oleh PD Washliyah se-Sumut untuk ikut serta dalam kajian tersebut dan di isi oleh Ketua Majelis Bidang Dakwah PD Washliyah Se sumut, dan untuk yang mengkoordinir kegiatan tersebut ialah operator dari studio AW Sumut Channel yang berada di lokasi tersebut sehingga dapat mengontrol semua kegiatan yang berbau virtual tersebut. Manajemen waktu juga sangat disiplin dilakukan oleh operator penyelenggara agar waktu pelaksanaan,  tidak ada yang kekurangan disana-sini, baik itu perihal jaringan dan sebagainya, kualitas video juga sangat ditentukan agar penonton puas dengan hasil yang ditayangkan di media Sosial baik itu You Tube maupun Facebook. 

Di Batu Bara sendiri pelaksanaan Kajian Dhuha Daerah ini dibawakan oleh pemateri yang bernama Al Ustadz Al Asari S.Ag.M.Si yang sering mengangkat judul Sirah Nabawiyah, Serial Ibunda para Nabi. PW WASHLIYAH Sumatera Utara juga berharap pada kegiatan ini sendiri untuk terus bertahap dan berkelanjutan agar dapat mengedukasi Semua Warga Sumatera Utara khususnya Warga Al Jamiyatul Washliyah Provinsi Sumatera Utara yang sudah mengikuti dan menonton Kajian Kajian tersebut sehingga dengan begitu kita juga mendapatkan ilmu yang bermanfaat lewat Sosial Media berupa Virtual ini. Kedepannya kita berharap agar kegiatan virtual seperti dapat berkembang sebagai sarana dakwah dikalangan warga Washliyah dan Umat Islam pada umumnya. Dengan menyajikan materi materi dakwah yang dapat diterima dikalangan masyarakat.

Penulis Ade Hamid Alfaridho 

Mahasiswa UIN Sumatera Utara

Minggu, 16 Agustus 2020

PENGARUH PANDEMI COVID 19 TERHADAP BISNIS ASURANSI

Oleh : FARIHIN ABDILLAH FATTAH

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU Semester VI 

Diakhir tahun 2019, dunia dan tidak terkecuali Indonesia mengalami musibah  yang luar biasa, yaitu  berupa kasus infeksi pada paru dan telah terindentifikasi penyebabnya yaitu infeksi baru (NOVEL) Corona Virus Deseas (Covid 19). Kasus pertama  terjadi  dikota  kota Wuhan provinsi Hubai Cina. Korban yang terpapar dan meninggal dunia akibat virus ini sungguh luar biasa jumlahnya. Selain itu pengaruh pandemi ini hampir hampir meluluh lantakan stiap sendi kehidupan keluarga mau pun komunal. Sebut saja misalnya pendidikan,ekonomi,social maupun kesehatan. Pandemi masih berlangsung dan dampaknya juga masih dapat di rasakan.

Kegoncangan  ekonomi dan bisnis akibat pandemi memiliki dampak yang sangat besar bagi bisnis asuransi .Nasabah baik perorangan maupun lembaga melakukan klaim proteksi secara masal. Sehingga pihak asuransi hampir hampir tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk membayarkan klaim proteksi tersebut hal ini di sebabkan premi yang di bayarkan nasabah tidak mencukupi dan di tambah regulasi untuk mengantifikasi dampak buruk pandemi bagi dunia asuransi atau lembaga lembaga asuransi boleh dikatakan belum ada ini juga menjadi penyumbang keruwetan dalam bisnis asuransi.

Media online Bisnis.com melaporkan bahwa Otoritas  Jasa Keuangan  (OJK) menyatakan bahwa kinerja pertumbuhan premi industri asuransi jiwa merosot cukup signifikan akaibat pandemi virus Corona. Terdapat koreksi kinerja industri asuransi per maret 2020, khususnya asuransi jiwa. Industri asuransi mencatatkan perlambatan pertumbuhan. Dijelaskan bahwa semua koreksi  tersebut merupakan dampak dari penyebaran virus corona yang menekan kondisi perekonomian.

Dilaporkan juga bahwa selain industri jiwa, koreksipun terjadi di industri asuransi umum. Pertumbuhan preminya pada Maret 2020 berada pada level 3,65 persen,  menurun dari capaian pertumbuhan pada Desember 2019 sebesar 15, 65 persen.  

Data-data itu semua menunjukkan kepada kita bahwa betapa pengaruh pandemi virus corona memberikan dampak yang besar sekali bagi industri asuransi, terutama di tanah air. Lantas apa langkah yang harus diambil untuk menyelamatkan industri asuransi ini dari keterpurukan?. Hastanto Sri Margo Widdod, ketua Asosiasi asuransi Umum Indonesia, ketika ditanya tentang  langkah agar  asuransi secara umum dapat bertahan selama pandemi menyebutkan bahwa paling tidak ada dua poin penting yang harus dilaksanakan. Point pertama adalah langkah persiapan yang menyangkut kebutuhan untuk masuk pada era normal atau sebelumnya yaitu new normal. Sedangkan point kedua, tentang cadangan, termasuk cadangan premi yang dimiliki yang perlu dijaga.

Disisi lain, yang harus dilakukan adalah tetap komitmen untuk fokus membantu masyarakat, khususnya yang terkena resiko dalam beberapa hal antara lain :

  1.  Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya berasuransi. 
  2.  Menjaga pola usaha dengan mengedepankan  kesehatan.
  3. Semangat dan disiplin dalam jajaran perusahaan asuransi
  4.  Menjalin kerjasama antar lembaga dan badan usaha asuransi.

6.   Bisnis asuransi merupakan usaha bisnis, maka keuntungan tetap dijaga, demi mempertahankan cash flow dan akhirnya akan tetap kuat saat membayar klaim nasabah.

Asuransi memang tidak luput dari pengaruh pandemi covid 19. Gara-gara virus ini industri asuransi mengalami perlambatan, baik diangka total pendapatan premi, hasil investasi maupun klaim asuransi. Asuransi yang ideal adalah asuransi yang mampu bertahan diera kondisi seperti ini.

Medan, 16 Agustus 2020.

Penulis : Farihin Abdillah Fattah

Mahasiswa Sem VI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.