/>https://maswashliyah.blogspot.com MAS ALWASHLIYAH DESA PAKAM

Translate

PUISI OLEH MUHAMMAD RIFAL AZHARI

MADRASAH ALIYAH ALWASHLIYAH DESA PAKAM MENERIMA SISWA BARU TAHUN PELAJARAN 2024/2025

Rabu, 24 Mei 2023

KELUARGA BESAR MAS ALWASHLIYAH DESA PAKAM RIHLAH

 

Fhoto : View pemandangan Danau Toba yang di pantau dari ketinggian Geosite Sipinsur.

Dalam rangka untuk mempererat ukhuwah islamiyah dan rasa persaudaraan di lingkungan keluarga besar Madrasah Aliyah swasta Al Washliyah Desa Pakam dilaksanakan hari telah bersama. Ha ini diikuti oleh tenaga pendidik dan kependidikan beserta keluarga. Turut bersama dalam ritual ini alumni Madrasah Aliyah Desa Pakam tahun 2022 2023.

Lokasi yang dikunjungi dalam rangka rihlah ini adalah Geosite Sipinsur yang ada di Tapanuli Utara dan kemudian dilanjutkan ke pantai pasir putih Parparean Porsea Sumatera Utara. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari yaitu dari tanggal 22 dan 23 Mei 2023.


  • Fhoto : Beberapa guru berfose sejenak setelah berenang di Pantai Pasir Putih Parparean

Di geosite Sipinsur para peserta rihlah dapat menikmati view atau pemandangan yang begitu indah dari yang ditampilkan oleh danau Toba. Lokasi ini menjadi objek swafoto yang sangat indah-bagi penggemar fotografi. Di bawah pohon pinus yang teduh para pengunjung dapat bersantai menikmati berbagai macam minuman yang disediakan di lokasi ataupun yang sengaja dibawa oleh para pengunjung.

Di pantai pasir Putih Parparean, para pengunjung dapat menikmati suasana Pantai danau Toba dengan air yang jernih menjadi sarana bermain dan mandi para pengunjung. Ada beberapa wahana yang disediakan oleh pihak pengelola pantai diantaranya speed boat yang bikin juga kapal untuk mengunjungi beberapa titik tempat wisata di sekitar danau Toba.



Senin, 22 Mei 2023

GALERI FHOTO PELEPASAN SISWA MAS ALWASHLIYAH DESA PAKAM TAHUN PELAJARAN 2022/2023

 










 





MAS ALWASHLIYAH DESA PAKAM LEPAS ALUMNI TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Fhoto : Prosesi wisuda siswa MTs Alwashliyah Desa Pakam

Memotivasi anak sangat penting dalam dunia pendidikan, terkhusus pendidikan Agama. Anak adalah investasi akhirat bagi kita selaku orang tua. Kelak kita akan diminta pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anak kita. Hal itu di katakan Ketua PD Al Washliyah Al Asari saat pelepasan 72 siswa Madrasah Tsanawiyah ( MTs) Al Washliyah Pakam dan 119 siswa Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Al Washliyah Pakam telah menyelesaikan pendidikan di Perguruan Al Washliyah. Sabtu (20/5/2023). Lanjut Menurut Al Asari, pendidikan Agama sangatlah penting dan mestilah menjadi prioritas utama sebab Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam membimbing kita untuk itu. ”Menuntut ilmu Agama merupakan jalan ringkas menuju Surga Allah SWT,” kata Al Asari. 

Fhoto : Penyerahan Ijazah Sanad Hadis Arbain an-Nawawiyah

Al Asari berkomitmen terus menerus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan perguruan Alwashliyah diseluruh tingkatan sebagai upaya mengembalikan masa keemasan pendidikan Alwashliyah. Di kesempatan itu beliau juga mengucapkan terimakasih kepada Ketua pengurus cabang (PC) Al Washliyah Kecamatan Medang Deras yang diwakili Zulkifli dan seluruh pengurus yang hadir. ”Alwashliyah lewat pendidikan akan selalu dan terus memberikan kontribusi terbaik untuk negeri ini,” ucap Al Asari.

Akhir sambutan, beliau mengucapkan selamat dan sukses untuk para siswa dan siswi, teruslah melangkah dan bergerak gapai takdir kemuliaanmu bersama Ridho Allah SWT.


Fhoto : Pelajar Berprestasi di Madrasah Aliyah Alwashliyah Desa Pakam

Kepala Madrasah Aliyah Alwashliyah Desa Pakam, Japar, S.Ag, M.Ag dalam sambutannya memotivasi para alumni untuk terus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Jangan takut untuk memasuki perguruan tinggi, karena banyak kesempatan yang dapat diraih, seperti bea siswa yang diperuntukkan untuk para mahasiswa. 

Acara perpisahan dan pelepasan ini di selingi dengan penampilan pentas seni siswa berupa tarian, puisi, baca Alquran dan silat. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan piagam penghargaan bagi siswa yang berprestasi di madrasah, penyerahan ijazah sanad hadis, piagam tahfiz satu juz, dan piagam tahfiz hadis arbain. 



Turut hadir penasehat pengurus daerah Al Washliyah Batu Bara Amat Mukhtas yang juga anggota DPRD Batu Bara Fraksi PKS. Hadir pula Sekretaris PD Alwashliyah Batu Bara  Muhammad Syafri, SH, Wakil Ketua Ade Hamid Alfaridho, Ketua PD IPA Batu Bara, Farihin Abdillah Fattah, Sekretaris Muhammad Fachrul Rozy, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda.


Fhoto : Beberapa siswa berfose setelah selesaui acara wisuda

Madrasah Aliyah Alwashliyah Desa Pakam untuk tahun ini banyak yang lulus ke Perguruan tinggi melalui jalur prestasi. Mereka tersebar dibeberapa perguruan tinggi di Indonesia, seperti Medan, Aceh, Riau dan Jawa Tengah.

Fhoto : Para siswa melakukan ritual penyucian kaki ibunya masing-masing


Minggu, 02 April 2023

CATATAN BAGI YANG GEMAR "TADARUS"


JAPAR, M.AG

JAPAR, M.Ag

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang khas dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Selain kewajiban puasa yang mesti dilakukan oleh setiap muslim, di dalam Ramadhan banyak sekali keutamaan-keutamaan yang dapat diraih di dalamnya. Di antara amalan yang paling favorit di dalam bulan ini adalah tilawah Al-Qur'an yang biasa juga disebut dengan tadarus Al-Qur'an. Ada berbagai macam cara yang dilakukan dalam tadarus AlQuran, yaitu dengan membaca Alquran secara sendiri-sendiri sehingga tuntas dibaca satu mushaf tiga puluh juz. Ada pula yang mengkaji Alquran melalui tafsirnya. Ada pula yang mentadaburi ayat-ayat Al-Qur'an per ayat maupun tersurat atau secara tematik, selain itu ada pula yang membaca Alquran secara beramai-ramai dibimbing oleh seorang pemandu yang dianggap lebih paham tentang ilmu tata cara membaca Al-Qur'an dengan baik (tahsin). 


Kegiatan-kegiatan seperti tersebut di atas merupakan hal yang sangat positif sekali dalam rangka untuk mendekatkan setiap pribadi muslim dengan Al-Qur'an. Interaksi dengan Alquran pada bulan Ramadhan sangat masif sekali dilakukan oleh mereka yang menggandrungi bacaan Alquran. 


Ketika membaca Alquran secara berjamaah mestilah menggunakan tata cara dan adab yang baik serta didasari ilmu. Hal ini ditegaskan karena amal yang tanpa didasari dengan ilmu, termasuk membaca Alquran, tidak akan menjadi pahala bagi yang melakukan, bahkan sebaliknya dosalah yang didapatkan. Oleh sebab itu mengetahui tata cara adab dan mengaplikasikan adab bacaan Alquran yang berdasarkan ilmu merupakan sebuah keniscayaan.

Atas dasar itulah maka penulis mencoba untuk berbagi sedikit ilmu tentang tata cara membaca Alquran, sehingga dengan informasi yang relatif sedikit ini dapat membantu para pencinta Al-Qur'an untuk membacanya dengan benar.


Isti'adzah

Pada bagian ini akan dibahas mengenai isti'adzah. Hal ini sangat perlu diketahui, apalagi hampir setiap kita membacanya pada saat memulai membaca Al-Qur'an. Namun harus tahu bagaimana tata cara membaca isti'adzah tersebut, apalagi di beberapa tempat ketika kita mendengar dan mengikuti tadarus Al-Qur'an banyak sekali hal-hal yang kurang tepat dilakukan oleh mereka.


Ta'awudz atau isti'adzah adalah membaca audzubillah. 

Mayoritas ulama  berpendapat bahwa membaca ta'awudz disunahkan sebelum membaca Al Quran, bahkan ada yang mewajibkannya. Mereka mendasarkan kepada QS. an-Nahl : 98.

Para ulama sepakat bahwa kalimat ta'awudz bukan termasuk salah satu ayat Alquran. Adapun lafal atau sighat isti'adzah yang menjadi pilihan para qurra' (ahli qiraat) yaitu a'udzubillahi minasy syaithanir rajim. Namun mereka juga sepakat membolehkan lafadz isti'adzah dengan redaksi a'udzubillahis sami'il 'alimi minasy syaithanir rajim. 

Jumhur ulama berpendapat bahwa hukum membaca isti'adzah dengan suara nyaring ketika hendak baca Alquran adalah sunnah.  Dikecualikan daripadanya beberapa tempat di mana tidak disunatkan membaca dengan nyaring yaitu:

  1. Jika membaca Alquran dengan suara rendah sama ada dia sendirian atau bersama jamaah dalam satu majelis;

  2. Jika membaca Al-Quran sendiri dengan suara nyaring atau rendah;

  3. Jika membaca Alquran dalam salat sama ada shalat nyaring atau tidak;

  4. Jika membaca Alquran bersama jamaah dalam tadarus AlQuran tetapi dia bukan pembaca pertama.


Demikian pula, tidak diperkenankan membaca "ta'awudz" setelah kalimat "Qolallahu Ta'ala (berfirman Allah SWT)" atau kalimat "Qoulullahi 'Azza Wajalla (firman Allah SWT)", karena akan menimbulkan kerancuan bahwa seolah-olah isti'adzah atau ta'awudz itu merupakan ayat Alquran,  dan itu kesalahan yang sangat fatal yg dilakukan oleh para khatib dan para penceramah. Hal itu karena sesungguhnya Allah SWT adalah yang Maha Tinggi, Yang Maha Agung, yang Maha Mulia, yang  Maha Gagah, yang Maha Besar, yang Allah memerintahkan kepada hambanya yang muslim, agar memohon perlindungan kepada Allah SWT dari setan yang terkutuk, maka Dia lah yang orang-orang muslim memohon perlindungan kepadaNya, dan dijadikan sandaran oleh mereka. Maka siapa yang berkata mengatasnamakan firman Allah atas apa yang tidak Allah firmankan maka sungguh dia telah berbuat mengada-ada kepada Allah, dan melakukan ucapan yang buruk yang harus dijauhi, maka apabila terlanjur lisannya mengucapkan itu, dan berbuat kesalahan yang fatal ini, maka hendaknya ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepadaNya. 


Sumber :

  • Qiraat Sab'ah karya Syekh H. Muhammad Roihan Nasution, MA.

  • Al-Wadhih fi  Ahkamit Tajwid karya Dr. M. Isham Muflih al-Qudhat

  • Haqqut Tilawah, karya Husni Syaikh Utsman




Rabu, 15 Maret 2023

TAKWA BUAH DARI PUASA



JAPAR, M.AG
Suatu ketika seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan berkata,  "Wahai Rasulullah,  berilah aku wasiat."  Beliau menjawab, "Wajib atasmu bertakwa, karena takwa merupakan kumpulan kebajikan,   wajib atasmu  berjuang di jalan Allah,  karena jihad merupakan ibadah orang Islam, dan wajib senantiasa ingat kepada Allah karena mengingatNya merupakan cahaya bagimu."
Dari hadis ini dapat kita lihat bahwa wasiat diberikan oleh Rasulullah kepada seorang laki-laki yang datang kepadanya itu bukanlah wasiat yang hanya teruntuk untuk orang tersebut tetapi ditujukan kepada setiap umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Selain hadis ini masih banyak lagi hadis-hadis yang lain yang menunjukkan perintah untuk senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Termasuk juga wasiat supaya bertakwa disampaikan melalui khotbah Jumat yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari rangkaian ibadah salat Jumat. Namun uniknya di dalam hadis tersebut wasiat taqwa merupakan urutan pertama dari wasiat-wasiat yang lainnya, sekaligus memberikan pengertian bahwa takwa merupakan hal yang sangat urgen bagi kehidupan manusia. Oleh sebab itu aplikasi taqwa tidaklah hanya dalam batas waktu-waktu tertentu maupun di tempat-tempat yang tertentu,  tetapi dalam setiap kesempatan maupun waktu dan tempat takwa itu mesti di aplikasikan. Pada suatu kesempatan Rasulullah bersabda "Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada."
Puasa Ramadan yang diwajibkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala kepada umat Islam sejak tahun kedua hijrah, bahkan kewajiban puasa dibebankan kepada umat-umat yang terdahulu merupakan salah satu wasilah untuk meraih takwa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Islam tidak hanya memerintahkan agar menjadi orang yang bertakwa tapi juga menunjukkan dan memberikan pengarahan bagaimana untuk meraih taqwa.
Yang menjadi persoalan adalah puasa telah dilakukan berulang-ulang setiap tahunnya namun para pelaku puasa Ramadan itu jarang atau banyak yang tidak dapat mencapai muara taqwa. Setelah dianalisa ternyata yang menjadi penyebabnya adalah para pelaku puasa Ramadan tidak terus mendayung dirinya untuk menuju muara taqwa tersebut. Bahkan sebaliknya melawan arus sehingga muara takwa semakin jauh dari pribadi orang tersebut. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa kesuksesan orang yang berpuasa bukan dilihat bagaimana dia melaksanakan puasa Ramadhan, tetapi sejauh mana follow up daripada nilai-nilai Ramadan di aplikasikan pada waktu setelah selesai bulan Ramadan.
Inti daripada Ramadan yang dapat mengantarkan manusia kepada takwa adalah kemampuan untuk menawan dan menahan hawa nafsu. Puasa Ramadan bukan hanya nafsu yang terlarang yang harus ditahan dan dikendalikan,  tetapi juga nafsu yang dibolehkan secara syar'i untuk dilakukan di luar Ramadan juga mesti dikoordinir dan di batasi pada saat Ramadan. 
Puasa Ramadan merupakan bulan latihan untuk mengendalikan hawa nafsu. Sehingga setelah selesai Ramadan orang yang melakukan puasa diharapkan dapat mengendalikan hawa nafsu tersebut secara baik dan sempurna. Namun ironisnya apa yang terjadi di luar Ramadan selalu merupakan kebalikan dari tradisi-tradisi yang telah dilakukan pada bulan Ramadan. Sehingga nafsu yang liar kembali semakin tumbuh subur dalam jiwa.
Kenapa taqwa menjadi hal yang penting bagi seorang muslim? Karena takwa merupakan alat pelindung bagi setiap pribadi muslim. Jika takwa hilang dari seorang muslim, maka ia akan hancur. 
Berikut merupakan poin poin penting yang dapat dimiliki oleh orang yang bertakwa, diantaranya:
a. Menjadi orang yang paling mulia disisi Allah.  Jika seseorang itu memiliki kemuliaan disisi Allah, maka secara otomatis akan mendapatkan kedudukan yang istimewa ditengah-tengah makhluk (baca: manusia). Dari orang yang bertakwa akan muncul sifat-sifat yang terpuji. 
b. Memiliki kemampuan untuk mencari solusi terhadap segala problematika kehidupan. Kemampuan itu bukan bersumber dari dirinya secara mutlak, tetapi dari Allah SWT.
c. Menjadi pribadi yang visioner, yaitu memiliki wawasan ke masa depan (akhirat). Firman Allah : "Dan negeri akhirat itu lebih baik bagi orang yang bertakwa, apakah kamu tidak berakal." Orang yang bertakwa senantiasa meorientasikan perilakunya untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan (surga).
d. Memiliki kemampuan memanajemen kehidupan jangka pendek dan jangka panjang. Karena orang yang bertakwa adalah orang yang paling optimis dan sangat  bekerja keras. Mereka adalah bukan model yang suka putus dalam kehidupannya. 

Kamis, 23 Februari 2023

ANJURAN MENJADI ORANG BERILMU

JAPAR, M.AG

Dalam Alquran Allah menjelaskan bahwa orang yang berilmu akan diberikan kedudukan yang istimewa. Ini menjadi bukti bahwa ilmu memiliki kedudukan yang penting dalam ajaran Islam. Bahkan ayat yang pertama turun adalah perintah iqra yang artinya membaca. Membaca sebagai bagian dari proses untuk mendapatkan ilmu.

Hadis-hadis Rasulullah juga banyak jelaskan tentang bagaimana pentingnya menuntut ilmu. Bahkan proses menuntut ilmu menjadi suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan. Nabi juga bersabda "Jadilah kalian ulama yang saleh. Jika kalian tidak menjadi ulama yang saleh maka duduklah bersama para ulama. Dengarkanlah ilmu yang menunjukkan kalian kepada hidayah, menghalangi kalian dari keinginan."

Salah satu ulama pernah berkata,  "Barangsiapa yang mencintai ilmu,  maka keutamaan ilmu mengelilinginya." Ahli hikmah juga mengatakan "Barangsiapa mengelilingi ulama maka dia akan berwibawa. Maka barangsiapa yang bersahabat dengan orang bodoh maka dia hina."

Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang enggan untuk mencari ilmu. Diantaranya adalah bahwa dia menyangka ilmu itu adalah sesuatu yang sulit untuk diperoleh. Ditambah lagi adanya anggapan bahwa dirinya tidak mampu untuk mendapatkan ilmu itu karena merasa kurang cerdas dan kurang cerdik. Hal-hal seperti itu adalah merupakan alasan orang yang lemah karena mempercayai informasi sebelum diuji. Inilah merupakan suatu kesalahan dan kebodohan yang paling fundamental bagi seorang yang pesimis untuk mendapatkan ilmu.

Allah SWT memberikan karunia akal dan kecerdasan. Untuk mensyukuri nikmat karunia tersebut adalah mengasah akal dengan ilmu.

Kesehatan badan dan kelapangan waktu juga merupakan karunia yang tiada tara. Menghabiskan waktu dengan kesibukan menuntut ilmu adalah bentuk aplikasi rasa syukur atas karunia tersebut.

Sisi lain yang harus diketahui oleh penuntut ilmu adalah menanamkan niat yang benar. Diantaranya adalah bahwa: 

  • Seorang penuntut ilmu haruslah berniat untuk mendapatkan Ridha Allah SWT dalam menuntut ilmu. Bukan untuk yang lainnya, apalagi hanya untuk mendapatkan keuntungan duniawi semata. 

  • Seorang penuntut ilmu haruslah berniat untuk menghapus kebodohan dirinya dan segenap orang yang bodoh.

  • Seorang penuntut ilmu hendaknya berniat untuk menghidupkan agamanya dengan ilmu yang dimilikinya.

  • Seorang penuntut ilmu juga harus berniat untuk senantiasa melanggengkan Islam, meninggikan kalimat Allah.

Selasa, 14 Februari 2023

ZAKAT ANTARA FUNGSI SOSIAL DAN IBADAH

Japar, M. Ag

Secara bahasa zakat berarti berkah, berkembang, suci, dan kebaikan. Menurut istilah syara' zakat berarti bagian tertentu dari harta yang telah diwajibkan oleh Allah untuk diberikan kepada mustahiq (yang berhak menerimanya. 

Zakat merupakan prinsip penting dalam ibadah dan sistem ekonomi Islam. Paling tidak ada dua fungsi utama zakat. Pertama, sebagai instrumen ibadah yang memberikan manfaat bagi muzakki (yang berkewajiban mengeluarkan zakat). Kedua, manfaat secara kolektif yang dirasakan oleh lingkungan yang menjalankan sistem zakat.
Sebagai fungsi ibadah dapat dirujuk melalui hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, bahwa zakat merupakan salah satu bagian dari pilar rukun Islam. Demikian juga dalam surat at-Taubah ayat 103. Dalam ayat ini menjelaskan bahwa zakat merupakan ibadah yang dapat membersihkan harta dan jiwa muzakki.Ibadah zakat dalam Al-Qur'an selalu disandingkan dengan ibadah shalat. Ini menunjukkan betapa pentingnya ibadah zakat tersebut.

Fungsi zakat adalah membersihkan hati Muzakki dari sifat rakus, tamak dan kikir yang merupakan sifat hina serta menjadi watak manusia. Kalau ditelusuri lebih jauh, sifat kikir manusia muncul karena harta merupakan sesuatu yang sangat berharga  dan dicintai oleh manusia. Bahkan tidak jarang harta dijadikan sebagai "Tuhan". Kecintaan yang berlebihan terhadap harta mengundang rakus kedalam hati manusia. Rasulullah bersabda, "Seandainya manusia diberi satu lembah penuh dengan emas, ia tentu ingin lagi yang kedua. Jika ia diberi yang kedua, ia ingin lagi yang ketiga. Tidak ada yang bisa menghalangi isi perutnya selain tanah. Dan Allah Maha menerima taubat siapa saja yang mau bertaubat" HR. Bukhari.

Penunaian zakat sebagai bentuk rasa syukur atas harta yang dikaruniakan Allah kepada seorang muzakki, sekaligus menumbuhkan rasa optimisme bahwa hartanya akan semakin bertambah. Dalam QS. Ibrahim ayat Allah SWT berfirman, "jika kamu bersyukur niscaya akan Kami tambah (karunia tersebut) untuk mu"
Fungsi zakat secara kolektif dapat dilihat dari dua aspek. Aspek pertama, zakat sebagai salah satu bentuk interaksi sosial antara muzakki dengan mustahiq. 

Dalam konteks sosial masyarakat menurut Yusuf Qardhawi dalam bukunya Fikih Zakat,  mampu memberikan ikatan yang kuat antara orang kaya dengan masyarakat lingkungannya. Ikatan itu akan selalu dibingkai oleh cinta kasih serta dipadukan dengan sifat persaudaraan dan saling menolong. Ikatan tersebut bermuara pada terwujudnya rasa aman, tentram dan harmonis diantara mereka. Terwujudnya rasa aman, tentram dan harmonis menjadi prasyarat keberhasilan pembangunan ekonomi dan kemajuan negara.

Aspek kedua, pemberian zakat merupakan salah satu instrumen distribusi kekayaan dalam Islam. Dengan adanya zakat, maka distribusi harta tidak hanya terpusat pada orang-orang kaya saja, tetapi juga beredar di kalangan orang-orang yang tidak mampu atau serba kekurangan. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah mewajibkan mereka zakat atas harta mereka yang diambil dari golongan kaya mereka dan dikembalikan kepada fakir miskin" Muttafaq alaih.
Dengan adanya proses distribusi yang baik, maka akan memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi baik secara mikro maupun makro.

Rivai dan Buchari dalam bukunya Islamic Economics menjelaskan bahwa dalam sistem zakat, proses dari zakat adalah mengalokasikan harta berdasarkan pada dua prinsip, yaitu dapat menghasilkan kesejahteraan dan menghasilkan tingkat pendapatan. Naiknya tingkat pendapatan mustahiq ini secara otomatis akan meningkatkan daya beli mustahiq. Distribusi zakat mendorong meningkatnya daya beli masyarakat mustahiq. Fungsi zakat secara mikro akan mampu mempengaruhi perilaku ekonomi mustahiq dan muzakki.

Fungsi zakat secara makro  mampu mendorong seseorang untuk mengelola dan memproduktifkan  harta yang dimilikinya. Secara agregat, hal tersebut mampu mendorong investasi. Dengan dipungutnya zakat terhadap kekayaan yang disimpan akan segera diaktifkan atau diinvestasikan. Dengan investasi ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Zakat merupakan kewajiban menyalurkan sebagian harta yang proses distribusinya  sangat dikaitkan  dengan usaha menurunkan tingkat kemiskinan.

Dalam realitas, banyak muzakki yang tidak faham manfaat dari zakat yang dikeluarkannya. Hal ini mungkin dikarenakan minimnya pengetahuan mereka tentang zakat, sehingga enggan membayar zakat. Suksesnya program zakat yang disyariatkan oleh agama dimulai dari kesadaran muzakki dalam mengeluarkan zakatnya, yang pada akhirnya masyarakat akan merasakan seberapa besar manfaat zakat yang dibayarkan. Sehingga buah dari zakat akan dapat dinikmati oleh muzakki berupa pahala yang berlipat ganda, aspek ekonomi dan sosial akan menampilkan wajah yang sumringah karena terciptanya masyarakat yang berkemampuan secara ekonomi serta gap antara miskin dengan kaya semakin sempit.

Senin, 30 Januari 2023

UBAN DAN KEIMANAN DENGAN HARI AKHIRAT

 


 Oleh : Japar, M.Ag

Suatu waktu Nabi Ya'kub memohon kepada Allah ta'ala agar mengutus tanda-tanda ajal pada dirinya kalau kematian itu sudah hampir tiba. Allah ta'ala mengijabah doanya.

Hari berganti , hari minggu berganti minggu, bulan berganti bulan tahun berganti tahun, windu berganti windu sementara uban-uban bermunculan di kepala Putra Ishaq itu. tiba-tiba datang si pencabut nyawa, malaikat Izrail.

Nabi Yakub: "Ada apa datang kemari?"

Malaikat Izrail: "Untuk melaksanakan perintah mencabut nyawamu."

Nabi Yakub: "Bukankah aku sudah berdoa kepada Allah dan doaku terkabul, bahwa menjelang kau melaksanakan tugasmu untukku, Allah akan mengirim tanda-tanda kepadaku?"

Malaikat Izrail menjawab: "Bukankah ubanmu itu sudah hampir memenuhi kepalamu? Itulah tanda-tanda kematian yang telah dikirim oleh Allah untukmu."


Gerbang Kehidupan 

Kematian merupakan salah satu episode perjalanan kehidupan berjalan kehidupan manusia yang dimulai dari alam rahim sampai ke alam akhir. Ketika melihat orang-orang yang ada di sekitar yang telah duluan mengalami kematian maka jelas sekali bahwa kematian merupakan hal yang sangat menakutkan. Bagaimana tidak ketika nyawa berpisah dari badan, maka tidak menunggu waktu yang lama terjadi proses perubahan secara fisik terjadi pada tubuh orang yang meninggal tersebut. Hanya dalam beberapa menit saja suhu tubuh menjadi begitu dingin kondisi organ-organ tubuh menjadi kaku. Berapa jam kemudian, dari tubuh muncul bau yang tidak sedap yang sangat menyengat hidung disertai dengan keluarnya cairan dari orang garongga yang ada pada tubuh manusia yang mati itu. Tidak hanya sampai di situ masih banyak lagi perubahan-perubahan yang sangat drastis terjadi pada fisik orang yang meninggal dunia.

Perubahan-perubahan yang lain juga terjadi secara cepat. Jasad yang sebelumnya berada di atas kulit bumi kemudian harus berpindah ke dalam perut bumi. Harta yang sebelumnya dinikmati kini harus berpindah kepada ahli waris. Selama ini mendapatkan kasih sayang secara fisik dari pasangan dan keluarga tapi ini semuanya harus berpisah tinggallah raga berada seorang diri di dalam tempat yang begitu menakutkan. Itulah proses kematian secara kasat mata. Namun dibalik itu proses kematian memiliki nilai yang sangat penting dari kacamata hakikat.

Kematian adalah pintu gerbang untuk meneruskan dan memasuki kehidupan yang baru yang lebih indah dan lebih berkualitas, karena kehidupan dan kenikmatan rohani, derajat dan kualitasnya lebih tinggi, ketimbang kenikmatan badan yang di durasinya sangat pendek dan fluktuatif. Para pegiat hakikat kematian adalah sesuatu yang ditambah-dambakan. Sehingga bagi mereka proses kematian bukanlah merupakan sesuatu yang menakutkan, tetapi menjadi sesuatu yang mesti dan yang diinginkan. Karena setelah proses berpindahnya nyawa dari jasad akan ada suatu kehidupan yang baru yang lebih baik dan lebih berkualitas serta namanya tidak sepanjang kehidupan di dunia. 

Syekh Siti Jenar mengatakan bahwa kematian adalah merupakan kehidupan yang sebenarnya. Kehidupan dunia diibaratkan seperti orang yang sedang tidur yang sibuk dengan mimpi-mimpinya. Setelah kematiannya maka ia akan tersadar bangun dari tidurnya bahwa dia sekarang berada dalam satu kehidupan yang hakiki. Karena setelah kematian merasakan kebebasan yang sebebas-bebasnya tanpa ada batas. Tidak seperti ketika sebelum kematian, waktu hidup di dunia, roh itu terikat dan terpenjara oleh jasmani.

Rukun Iman dan Kematian 

Syekh Ibrahim al-Laqqani berkata, 

وواجب إيمانا بالموت ويقبض الروح رسول الموت

Iman kita tentang kematian wajib adanya dan rasul al-maut yang akan menggenggam ruh itu.

Kepercayaan terhadap kematian yang terjadi pada setiap makhluk menjadi keyakinan setiap agama. Kecuali beberapa sekte seperti kafir Dahriyah dan kafir Thaba'iyah. Kedua sekte ini meyakini bahwa kematian dikarenakan kesalahan tabiat, bukan atas kekuasaan Allah.

Proses berpisahnya roh dengan jasad merupakan sakit yang paling parah sekaligus menjadi puncak kesedihan dan kesusahan. Oleh karena itu seorang yang beriman bersungguh-sungguh melakukan amal kebaikan agar bisa menemui ajal saat melakukan amal kebaikan sehingga roknya bisa keluar dengan mudah tanpa mengalami kesakitan. Melakukan amalan-amalan seperti bersiwak, shalat dua rakaat sesudah salat magrib, tidak pernah meninggalkan salat yang wajib, senantiasa menjaga wudhu merupakan ibadah yang dapat meringankan proses berpisahnya ruh dengan jasad.

Setelah berpisah ruh dengan jasad, maka saat itulah mulai berlaku hukum kehidupan akhirat. Periodisasi dan perjalanan kehidupan di akhirat begitu jelas dan gamblang tertera didalam sumber-sumber rujukan agama, yang semuanya menjadi hal yang mesti diimani pada waktu di dunia, dan dijalani ketika sudah masuk ke periodesasi akhirat.

Mengingat Mati

Imam Al Ghazali didalam masterpiece-nya, Ihya Ulumiddin, menulis satu kitab atau bab yang relatif lebih tebal dibandingkan dengan kitab atau bab-bab lain di dalam kitabnya tersebut. Dia memberi judul kitab dzikir maut atau metode menjemput maut.

Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa mati adalah suatu kepastian dan dialami setiap makhluk yang bernyawa. Namun apakah sukses dalam menjemput maut dan akhirnya mendapatkan posisi yang terbaik setelah mau. Atau sebaliknya bahwa kehidupan setelah berpisahnya roh dengan jasad akan menjadi suatu kehidupan yang sangat menyengsarakan. Sebab itu memanage hidup di dunia untuk mendapat kesuksesan hidup di akhirat menjadi sesuatu yang mesti. Jika dianalogikan sebuah perusahaan yang di menit dengan baik tentu saja akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi perusahaan yang sukses maju dan berkembang. Demikian pula kehidupan akhirat tergantung kepada bagaimana kemampuan memanage kehidupan dunia. 

Orang yang mampu me-manage hidupnya demi untuk kebahagiaan akhirat merupakan orang yang paling cerdas. Tidak ada yang lebih cerdas daripada itu. Kesadaran bahwa ada kehidupan setelah kematian menjadi aktivitas sadar yang harus dilakukan.

Kesadaran-kesadaran yang seperti ini menjadikan manusia menjadi berbudi luhur di dalam kehidupannya. Segala aktivitas dan tindak-tanduknya senantiasa diorientasikan untuk kemaslahatan kehidupan pada saat sekarang dan kehidupan pada masa yang akan datang (akhirat). Orang yang memiliki keimanan terhadap hari akhirat bukan hanya mampu menjadikan dirinya menjadi seorang yang baik tetapi lebih daripada itu dia akan mampu menjadikan lingkungan dan alam sekitarnya menjadi baik.

Inilah di antara buah dari keimanan terhadap hari akhirat. Orang yang mempercayai kehidupan akhirat lagi di orang yang paling optimis di dalam hidupnya dan tidak pernah berputus asa.


Sabtu, 21 Januari 2023

IQAMAH PADA SHALAT JENAZAH, ADAKAH?

Oleh : JAPAR, M.AG

Dalam suatu pelaksanaan shalat jenazah, tiba-tiba ada terdengar suara pemberitahuan semacam perintah bahwa pelaksanaan shalat jenazah tidak memakai iqamah. Benar, sepanjang yang terdengar pada saat itu tidak ada suara atau panggilan apapun sebagai isyarat untuk memulai pelaksanaan shalat jenazah tersebut. Shalat  tersebut pun berjalan dengan lancar, sampai akhir.

Setelah keluar dari majelis pelaksanaan shalat jenazah tersebut tiba-tiba seseorang mendekati saya. Dia mengatakan, "Kok aneh, tidak ada seruan "as-shalatu jami'ah". Sehingga orang tidak tahu bahwa pelaksanaan shalat jenazah akan dimulai" Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan, "Bagaimana menurut pendapat bapak?"

Ungkapan orang ini dapat dimaklumi, mungkin karena selama ini pelaksanaan shalat jenazah dimulai dari seruan yang diucapkan seseorang dengan lafadz ash-shalatu jami'ah sebanyak tiga kali yang disambung dengan ucapan rahimakumullah. Kemudian disambut oleh jamaah dengan lafaz "shalatu laa ilaha illallah muhammadur Rasulullah"

Mendapat pertanyaan seperti itu, saya pun sedikit kaget, karena tidak tahu mau jawab apa. Untuk sekedar menanggapi, saya menjawab dengan apa adanya, memang iqamah shalat jenazah itu tidak ada. Tetapi bukan tidak ada ungkapan atau seruan untuk memulai shalat tersebut. Hanya redaksinya saya lupa. Demikian saya menjelaskan kepada nya. Setelah itu dialog pun berhenti dan beralih pada tema yang lain. 

Di sepanjang perjalanan saya dari pertemuan dengan orang tersebut, pertanyaan itu menjadi uneg-uneg buat saya. Karena saya berfikir apakah penjelasan itu sudah benar atau tidak. Maka saya mencoba untuk membuka kembali buku-buku yang ada di lemari buku milik pribadi yang relatif sedikit. Tulisan berikut ini merupakan hasil perselancaran dilakukan pada rak kecil buku-buku tersebut.


Iqamah 

Dalam kajian fiqih pembahasan iqomah digabungkan dengan adzan. Sehingga di dalam kitab-kitab tersebut pembahasan tentang adzan dan iqamah selalu berbarengan.

Iqamah adalah bentuk masdar dari fi'il madhi lafadz aqama. Selanjutnya dijadikan nama sebuah dzikir tertentu karena sesungguhnya dzikir tersebut berfungsi untuk menjadikan shalat. (Fathul Qarib). 

Di dalam Minhajut Thalibin karya Imam Nawawi disebutkan bahwa adzan dan iqamah hukumnya Sunnah namun ada pendapat lain mengatakan fardhu kifayah.

Menurut Imam Syafii dan Hambali, lafaz iqamah sebanyak 11 kalimah yang tidak berulang, kecuali lafal "Qad qamatis shalah" diulang sebanyak dua kali. ,(Fiqhul Islam wa Adillatuhu, Wahbah Zuhaili,)

Adzan dan iqamah disyariatkan untuk shalat fardhu sementara, dalam shalat Ied dan semisalnya seruan untuk mengajak atau memulai melaksanakan salat menggunakan redaksi "ash-shalata jami'ah" artinya "mari shalat secara berjamaah". 

Di dalam Ensiklopedi Hukum Islam terbitan PT. Van Hoeve Baru juga dijelaskan bahwa dalam bahwa dalam shalat Ied tidak ada adzan dan Iqamah, sebagai gantinya adalah "ash-shalatu jami'ah".

Kalimat ash-shalata jami'ah,  kedua kata ini dibaca nashab (huruf akhir dari kedua kata tersebut dibaca dengan baris fathah/atas). Kata yang pertama sebagai ighra' (munada yang bernuansa menggerakkan), sementara yang kedua sebagai hal (keterangan). Demikian penjelasan yang terdapat dalam al-Mahalli karya Syekh Imam Jalaluddin al-Mahalli. Istilah ighra' dan hal ini terdapat di dalam ilmu nahwu atau tata bahasa Arab. 


Seruan ketika hendak melaksanakan shalat jenazah.

Bagaimana dengan seruan yang terdapat saat hendak melaksanakan shalat jenazah, seperti apakah tuntunannya? Dalam kitab Minhajut Tholibin tidak dijelaskan secara spesifik tentang persoalan shalat jenazah apakah menggunakan iqamah atau tidak.

Tetapi di dalam Hasyiah Al-Bajuri disebutkan : "Berbeda dengan shalat jenazah, maka tidak diseru baginya (shalat jenazah), kecuali jika dibutuhkan. Maka dilantunkan الصلاة على من حضر من اموات المسلمين (Mari shalat atas mayat yang hadir dari orang-orang muslim yang meninggal dunia)". Dari keterangan ini dapat dipahami bahwa seruan ketika hendak melaksanakan shalat jenazah,  jika dibutuhkan,  bukan menggunakan redaksi "ash-shalata jami'ah". 



Pajak Sore, 20 Januari 2023

Jafar, M.Ag


SHALAT TARAWIH DAN PERNIK-PERNIKNYA

JAPAR, M.Ag


Shalat tarawih adalah merupakan shalat semuanya khusus dilaksanakan pada malam bulan Ramadhan. Dasar hukum bagi pelaksanaan shalat tarawih adalah sebagaimana yang terdapat di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari. Dalam hadis itu diterangkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam pada suatu malam Ramadan keluar mengerjakan shalat di masjid. Lalu beberapa orang laki-laki turut melaksanakan salat mengikuti shalatnya Rasulullah shalallahu wassalam. Kemudian hal tersebut diceritakan oleh para sahabat pada pagi harinya. Maka pada malam kedua bertambah banyak orang yang turut melaksanakan salat mengikuti Nabi shallallahu alaihi wasallam di masjid tersebut. Kejadian tersebut diceritakan mereka juga pada pagi-pagi hari. Maka pada malam yang ketiga semakin banyak orang yang ikut shalat. Pada malam keempat semakin banyak lagi orang menghadiri sehingga masjid itu tidak mau lagi. Akan tetapi nabi tidak keluar ke masjid pada malam itu hingga waktu subuh. Setelah selesai shalat subuh, Nabi Muhammad shallallahu wa sallam menerangkan kepada orang banyak bahwa ia mengetahui hal tersebut. Akan tetapi ia tidak keluar mengerjakan shalat bersama-sama dengan para sahabat karena takut shalat itu  diwajibkan Allah kepada mereka, sedangkan mereka tidak sanggup mengerjakannya. Demikianlah kejadian tersebut hingga Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Ia tidak pernah keluar lagi melaksanakan shalat tersebut berjamaah dengan orang-orang banyak yang berada di masjid.

Setelah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam wafat, Abu bakar diangkat menjadi khalifah. Mengenai shalat tersebut berlaku pada zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika Abu Bakar tidak pernah mengerjakannya berjamaah dengan orang banyak di masjid. Kemudian Abu Bakar wafat,  lalu Umar Bin Khattab diangkat menjadi khalifah. Mengenai hal itu berlaku pada zaman seperti zaman Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan Abu bakar juga. Umar Bin Khattab tidak pernah mengerjakannya berjamaah dengan orang banyak di masjid.

Dalam kitab al-Muwaththa' yang ditulis oleh Imam Malik disebutkan bahwa Rasulullah shalallahu wassalam wafat, hal itu seperti demikian juga.  Kemudian hal itu seperti demikian juga pada masa Khalifah Abu bakar dan permulaan masa Khalifah Umar Bin Khattab.


Jumlah Rakaat Shalat Tarawih

Menurut penyelidikan para ahli hadis keterangan yang kuat dan tegas tidak dijumpai menyatakan jumlah rakaat salat yang dikerjakan nabi pada beberapa malam bulan Ramadan seperti yang diceritakan di hadits Aisyah di atas.


Di dalam kitab Nailul Authar yang ditulis oleh asy-Syaukani disebutkan: diriwayatkan oleh Muhammad bin Nashr dari jalan Atha'  katanya :  "Aku dapati mereka (para sahabat-sahabat nabi) pada bulan Ramadan salat dua puluh  rakaat dan tiga rakaat witir".


Ibnu Abbas juga meriwayatkan sebuah hadits yang berbunyi: "Adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam shalat pada bulan Ramadhan dengan tidak berjamaah 20 rakaat dan witir. (Hadits riwayat Al Baihaqi).


Imam Syafi'i mengatakan: "Aku melihat mereka di Madinah mengerjakan dengan 39 rakaat,  dan yang lebih kusukai 20 rakaat karena ia telah diriwayatkan dari Umar dan seperti demikian juga yang dikerjakan di Mekah dan mereka mengerjakan witir tiga rakaat" (lihat Al-Umm)


Sahabat-sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam telah mengerjakan shalat tarawih di Madinah, di masjid ibu kota negara Islam, dengan 20 rakaat.  Tidak ada seorang sahabat nabi yang membantahnya, baik pada ketika itu maupun kemudiannya. Bahkan mereka turut pula melaksanakannya. Pada ketika itu Umar Bin Khattab sebagai khalifah masih hidup Utsman bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib yang kemudian keduanya menjadi khalifah juga masih hidup. Ketiganya termasuk Khulafaur Rasyidin yang diperintahkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam berpegang kepada sunnahnya.


Dalam mazhab Imam Syafi'i, yang banyak dianut oleh masyarakat Indonesia, persoalan jumlah rakaat shalat tarawih sudah final, yaitu dua puluh rakaat. Maka tidak heran jika kita mendengar seruan untuk memulai shalat tarawih dibacakan oleh Bilal "shalatat tarawihi 'isyriina rakaatan jami'atan rahimakumullah" (Ayo melaksanakan shalat tarawih dua puluh rakaat secara berjamaah, semoga Allah merahmati kamu)


Shalat yang dilakukan oleh para sahabat pada malam bulan Ramadan itu disebut dengan salat tarawih. Hal ini dikarenakan orang-orang melakukan shalat tersebut biasanya beristirahat setelah melaksanakan 4 rakaat.


Tata Cara Pelaksanaan Shalat Tarawih

Pelaksanaan shalat tarawih itu adalah dilakukan pada bulan Ramadan. Waktunya adalah di antara salat isya dan salat fajar. Ia dilaksanakan sebelum melakukan salat witir.


Shalat tarawih dilaksanakan dua rakaat-dua rakaat. Maksudnya, setiap gerakan ditutup dengan salam.  Cara ini sesuai dengan maksud hadis: "shalat malam itu dua rakaat dua rakaat".



Tidak ada perbedaan cara pelaksanaan shalat tarawih dengan shalat lainnya. Namun demikian, perlu diperhatikan niat shalat tersebut dengan baik. Maksudnya, niat salat tarawih mesti  dengan ta'yin yakni adanya penegasan bahwa orang yang salat tersebut melaksanakan salat tarawih atau shalat qiyamu Ramadhan.  Oleh sebab itu tidak sah salat tarawih dengan niat salat nawafil  atau sunnah mutlak.


Lafadz Niat Shalat Tarawih

Lafaz niat shalat tarawih adalah sebagai berikut : 

اصلي سنة التراويح ركعتين اماما / امامة/ مأموما /  مأمومة  لله تعالى

Artinya: "Sengaja aku shalat sunnah tarawih dua rakaat menjadi imam (laki-laki) / Imam (perempuan) /  makmum (laki-laki) / makmum ( perempuan) karena Allah ta'ala".


Shalat Sunnah tarawih dilaksanakan secara berjamaah dan sah dilaksanakan secara sendirian.


Zikir-zikir yang dilaksanakan di sela-sela pelaksanaan shalat tarawih.

Tidak ada ketentuan yang pasti tentang bacaan atau dzikir-dzikir yang di ucapkan di sela-sela salat tarawih. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa jika dzikir atau bacaan-bacaan yang dibaca hendaklah menuju kepada ketentuan zikir-zikir yang utama dibaca pada bulan Ramadan.


Koreksi Bacaan Bilal

Dalam pelaksanaan shalat tarawih, ada bacaan bacaan umum yang dibaca oleh Bilal yang kemudian juga diikuti oleh makmum. Namun dalam bacaan-bacaan tersebut ditemukan sejumlah kejanggalan, kekhilafan. Dalam hal ini,  Prof. Dr.  H. Ramli Abdul Wahid MA, dalam bukunya FIKIH RAMADHAN, telah mengumpulkan beberapa bacaan yang janggal sehingga harus dikoreksi, diantaranya :

  1. Bilal sering membaca "ash-shalatut tarawih atsabakumullah" padahal yang benar adalah "shalatat tarawih asabakumullah" Sebab, lafal "shalat" tidak boleh dipakaikan alif-lam dalam kalimat ini karena ia sebagai mudhaf (disandarkan) kepada kata sesudahnya. Dalam pada itu seyogyanya "shalat" dibaca bukan dengan baris dhammah (depan), sebab maknanya tidak relevan dan tidak bisa dipahami maksudnya jika dilakukan demikian. Bacaan yang benar adalah dengan memberikan baris fathah (baris atas), yakni memposisikannya sebagai maf'ul bih  (objek) dari kata "aqiimu" yang dibuang (mahzuf). Dengan demikian maka sempurnalah artinya, "dirikan kamulah shalat tarawih, semoga Allah memberikan pahala kepada kamu".

  2. Setelah Bilal mengucapkan "shalatut tarawih …..dan seterusnya. Jama'ah menjawab "Shalatu lailahailallah muhammadur rasulullah". Sebaiknya di jawab dengan kalimah "la Haula wala quwwata illa Billah" 

  3. Kebanyakan Bilal membaca "Al-Khalifatul ula, al-Khalifatu saniatu, al-Khalifatus tsalitsatu dan al-Khlifatur rabi'atu". Seyogyanya yang terbaik adalah Al-Khalifatul awwalu, Al-Khalifatu tsani,, Al-Khalifatus tsalitsu, al-Khalifatur rabi'u,  sebab khalifah yang empat itu berjenis kelamin laki-laki bukan perempuan. Kemudian "ta marbutoh" pada kata khalifah  bukan menunjukkan jenis perempuan atau ta' ta'nits (perempuan) tetap lil mubalaghah (eksesif, pembobotan). 

  4. Tidak sedikit bilal yang latah dengan mengeraskan suara ketika takbir intiqal (perpindahan rukun) fi'li, padahal suara takbir Imam dapat didengar oleh seluruh jamaah baik karena masjidnya tidak terlalu besar atau karena sudah menggunakan pengeras suara. Bilal sunah mengeraskan suaranya menyambung suara takbir Imam apabila memang dibutuhkan ketika suara imam tidak kedengaran oleh seluruh makmum. 

Wallahu a'lam.
Tulisan ini pernah di beberapa blog.