SIKSA KUBUR DAN PERTANYAAN MUNKAR DAN NAKIR
Ketika dikembalikan ke dalam jasad, nyawa mendapatkan jasadnya mulai dimandikan. jika ia dimandikan, dia duduk di dekat kepalanya sampai selesai dimandikan. Allah swt menyingkapkan pandangan orang soleh yang dikehendaki-Nya sehingga dapat melihat bentuk duniawi nyawa itu.
Seseorang yang telah memandikan jenazah anaknya, tiba-tiba melihat anaknya duduk di sebelah kepalanya sehingga ia sempat kebingungan. ia lalu pindah posisi, tetapi tetap saja ia melihatnya sampai jenazah anaknya dikafani.
Banyak orang soleh meriwayatkan bahawa ketika mayat disimpan di keranda, mereka berseru, “ Mana Fulan dan mana nyawanya?” Maka bergetarlah kapan sebelah dada mayat sebanyak dua atau tiga kali.
Rabi’ bin Khaitsam , Dalam sebuah riwayat nya, melihat mayat bergetar di tangan orang yang memandikannya. dia pun pernah menyaksikan mayat berbicara pada masa Abu Bakar Shiddiq. jiwa Sesungguhnya menyaksikan Alam Malaikat dan Allah Swt memperlihatkannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Ketika jenazah orang saleh dikafani, nyawanya menempel di dadanya dalam keadaan lemah dan ketakutan. ia berkata, “ Cepatlah bawa aku pada rahmat-Nya. Kalaulah kalian tahu Apa yang aku rasakan, pasti kalian akan cepat membawa ku kepada-Nya.
Namun jika orang itu tergolong yang diperlihatkan seksaan kepadanya, ia berkata, “ lambat kan lah aku dari siksa Tuhanku. Kalaulah kalian tahu Apa yang aku rasakan, nescaya kalian tidak akan membawa aku kepada-Nya.” Atas dasar itu, Rasulullah saw selalu berdiri ketika ada jenazah yang lewat.
Dalam kitab as-Shahih diriwayatkan, bahwa suatu hari ada jenazah lewat di hadapan Rasulullah saw . Beliau lalu berdiri untuk menghormatinya. Beliau diberitahu oleh sahabatnya bahwa jenazah itu adalah orang Yahudi. Beliau menjawab, “Bukankah ia pun manusia?”
PERKATAAN KUBUR BAGI MAYAT
Begitu mayat dimasukkan ke dalam kubur, kubur berkata kepadanya, "Dulu kamu bergembira di atas punggungku dan hari ini kamu bersedih di dalam perutku. Dahulu kamu memakan berbagai macam makanan di atas punggungku. Sekarang ulat-ulat akan memakanmu di dalam perutku". Banyak lagi perkataan semacam itu yang mencelanya sampai tanah menutupi rata di atasnya.
YANG PERTAMA DITEMUI MAYAT DALAM KUBUR
Kemudian malaikat Ruman memanggil mayat. Diriwayatkan dari Ibnu Masud Ra, bahwa dia bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, apa yang pertama ditemui mayat dalam kubur?" "Tidak ada orang yang menanyakan hal ini selain Engkau wahai Ibnu Mas'ud". jawab Rasulullah. "Yang pertama memanggil mayat adalah malaikat Ruman yang meneliti setiap kuburan. Ia berkata, "Wahai hamba Allah tulislah amalmu". Mayat menjawab, "Aku tidak memiliki pena dan kertas". Malaikat menjawab, mengapa tidak engkau jadikan kafanmu sebagai kertas dan ludahmu sebagai tinta". Dipotonglah sebagian kafannya dan ia pun mulai menulis. Jjika si hamba tidak bisa menulis waktu di dunianya ia menulis seperti suatu hari saja. Kemudian malaikat datang, melipat kain dan menggulungkannya di lehernya.
Kemudian Nabi SAW membaca, "Dan tiap-tiap manusia itu telah kami tetapkan amal perbuatannya sebagaimana tetapnya kalung pada lehernya. Dan kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka". (QS Al-Isra ayat 13).
PERTANYAAN MUNKAR DAN NAKIR BAGI KAUM MUKMININ
Ketika si mayit telah menulis semua amalnya, datanglah dua orang pemuda kubur, yang merupakan dua malaikat yang hitam. Kemudian mereka melubangi tanah dengan taringnya. Rambut mereka terseret sampai ke tanah. Bicaranya seperti halilintar yang menggelegar, matanya bagaikan kilat yang menyambar, nafasnya bagaikan angin yang menerpa, tangannya menggenggam pemukul kepala dari besi yang tidak akan mampu diangkat banyak orang. Gunung sebesar apapun dipukul dengannya pasti akan rata.
Begitu melihatnya, nyawa si mayat sangat ketakutan. Lalu ia masuk ke dalam hidung jasadnya, sehingga mayat itu hidup. Anggota tubuhnya yang mula-mula hidup adalah dadanya sebagaimana di bagian tubuh itulah nyawa hilang ketika ia sekarat. Ia tak mampu bergerak tetapi mampu mendengar dan melihat.
Keduanya menanyai mayat dengan sadis dan membentak. Tanah pun bergerak dan timbul lah lubang. Keduanya bertanya, "siapa Tuhanmu? Apa agamamu? siapa nabimu dan di mana kiblatmu?"
Mayat yang memperoleh petunjuk Allah akan balik bertanya kepada mereka, "Siapakah yang mengutus kalian berdua kepadaku?" Kemudian berkata, "Allah Tuhanku, Muhammad adalah nabiku, Islam agamaku" ungkapan ini hanya diucapkan ulama-ulama pilihan.
Salah satu malaikat berkata kepada lainnya, "Dia benar, hujjahnya dapat diterima" Keduanya kemudian memukul tanah sehingga keluarlah kubah besar kemudian membukakan pintu ke surga dari sebelah kanan dan membentangkan sutra dan sayapnya lalu membawa nyawa itu ke surga. Amal perbuatannya datang dalam bentuk yang tampan dan menyenangkan. Ia menemani, mengajaknya bicara, dan memenuhi kuburnya dengan cahaya. Ia berada dalam situasi gembira sampai datang hari kiamat.
Derajat di bawah orang yang telah digambarkan di atas adalah orang mukmin yang sedikit amal dan ilmunya. Tidak ada baginya naungan ilmu dan rahasia alam malakut. Amalnya pun datang menemaninya. Malaikat Ruman datang kepadanya dalam rupa yang paling baik dan pakaian yang terbagus. Ia berkata padanya, "Apakah kau tidak mengenaliku". Orang itu menjawab, "engkau ka orang yang membawa karunia Allah kepadaku dalam pengasinganku?" Ia berkata lagi, "Aku adalah amal salehmu. Jangan takut dan khawatir sebentar lagi malaikat Munkar dan nakir akan menanyaimu." Kemudian jawaban-jawabannya pun diterima..
Tidak berselang lama, masuklah dua malaikat kepadanya. Keduanya duduk bersandar lalu berkata, Siapa Tuhanmu sama seperti pertanyaan di awal. Orang itu menjawab, "Allah Tuhanku Muhammad nabiku, Alquran imamku, Ka'bah kiblatku, Ibrahim bapakku dan agamanya adalah agamaku, tidak ada yang lain".
Keduanya berkata, "kau benar" Lalu keduanya pun berbuat sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Hanya saja, keduanya juga membukakan pintu neraka dari sebelah kiri orang itu. Dari sana, ada isi neraka berupa ular, kalajengking, belenggu, rantai, dan semua benda yang mengerikan lainnya. Ia pun merasa kaget. Kedua malaikat lalu berkata padanya, "Tidak ada kejelekan padamu. Pada mulanya tempatmu di neraka. Namun, Allah telah menggantinya dengan surga, tidurlah dengan tenang".
Kemudian pintu neraka pun ditutup dan ia tidak mengetahui apa yang terjadi selama berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan mungkin beberapa abad.
Sebagian orang tidak mampu menjawab pertanyaan kedua malaikat itu. Jika akidahnya bertentangan dengan yang benar Ia tidak mampu mengucapkan "Allah Tuhanku", tetapi ia mengucapkan kata-kata lain. Lalu kedua malaikat pun memukulnya dengan satu pukulan yang menyebabkan kuburannya menyala dan hanya padam setelah beberapa hari titik begitulah terjadi berulang-ulang, sampai hari kiamat.
Sebagian orang sulit untuk mengatakan Islam adalah agamaku karena ada sedikit keraguan di dalam dadanya, atau karena fitnah yang terjadi ketika mati. Ia pun lalu dipukul dengan satu pukulan hingga menyalalah kuburannya seperti orang yang pertama di atas.
Sebagian orang sulit mengucapkan Alquran adalah imanku karena ia membacanya tanpa mengimani dan mengamalkannya, tidak melakukan perintahnya dan tidak menjauhi larangannya. Ia pun mengalami apa yang terjadi di atas.
Sebagian orang ada yang amalnya berubah menjadi anak singa yang menyiksa dan melukainya di dalam kubur. Sebagian lagi amalnya menjadi, anak babi.
Sebagian orang sulit mengatakan Muhammad adalah nabiku karena ia melupakan sunnah beliau.
Sebagian orang sulit mengatakan Ka'bah adalah kiblatku karena salatnya tidak khusyuk atau wudhu'nya rusak, atau sembrono dalam sujud dan rukunnya. Cukup bagimu apa yang dikatakan sebuah riwayat:
"Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menerima salatnya orang-orang Yang sembrono dalam menjalankannya, dan yang memakai pakaian haram".
Sebagian orang sulit mengatakan bapakku adalah Ibrahim karena ia mendengar ucapan yang membuatnya ragu Apakah Ibrahim seorang Yahudi atau Nasrani. Ia mengalami nasib serupa dengan orang di atas.
Pembahasan lengkap mengenai hal ini ada data dalam al-Ihya'.
Bersambung....
0 comments:
Posting Komentar