/>https://maswashliyah.blogspot.com UBAN DAN KEIMANAN DENGAN HARI AKHIRAT ~ MAS ALWASHLIYAH DESA PAKAM

Translate

Senin, 30 Januari 2023

UBAN DAN KEIMANAN DENGAN HARI AKHIRAT

 


 Oleh : Japar, M.Ag

Suatu waktu Nabi Ya'kub memohon kepada Allah ta'ala agar mengutus tanda-tanda ajal pada dirinya kalau kematian itu sudah hampir tiba. Allah ta'ala mengijabah doanya.

Hari berganti , hari minggu berganti minggu, bulan berganti bulan tahun berganti tahun, windu berganti windu sementara uban-uban bermunculan di kepala Putra Ishaq itu. tiba-tiba datang si pencabut nyawa, malaikat Izrail.

Nabi Yakub: "Ada apa datang kemari?"

Malaikat Izrail: "Untuk melaksanakan perintah mencabut nyawamu."

Nabi Yakub: "Bukankah aku sudah berdoa kepada Allah dan doaku terkabul, bahwa menjelang kau melaksanakan tugasmu untukku, Allah akan mengirim tanda-tanda kepadaku?"

Malaikat Izrail menjawab: "Bukankah ubanmu itu sudah hampir memenuhi kepalamu? Itulah tanda-tanda kematian yang telah dikirim oleh Allah untukmu."


Gerbang Kehidupan 

Kematian merupakan salah satu episode perjalanan kehidupan berjalan kehidupan manusia yang dimulai dari alam rahim sampai ke alam akhir. Ketika melihat orang-orang yang ada di sekitar yang telah duluan mengalami kematian maka jelas sekali bahwa kematian merupakan hal yang sangat menakutkan. Bagaimana tidak ketika nyawa berpisah dari badan, maka tidak menunggu waktu yang lama terjadi proses perubahan secara fisik terjadi pada tubuh orang yang meninggal tersebut. Hanya dalam beberapa menit saja suhu tubuh menjadi begitu dingin kondisi organ-organ tubuh menjadi kaku. Berapa jam kemudian, dari tubuh muncul bau yang tidak sedap yang sangat menyengat hidung disertai dengan keluarnya cairan dari orang garongga yang ada pada tubuh manusia yang mati itu. Tidak hanya sampai di situ masih banyak lagi perubahan-perubahan yang sangat drastis terjadi pada fisik orang yang meninggal dunia.

Perubahan-perubahan yang lain juga terjadi secara cepat. Jasad yang sebelumnya berada di atas kulit bumi kemudian harus berpindah ke dalam perut bumi. Harta yang sebelumnya dinikmati kini harus berpindah kepada ahli waris. Selama ini mendapatkan kasih sayang secara fisik dari pasangan dan keluarga tapi ini semuanya harus berpisah tinggallah raga berada seorang diri di dalam tempat yang begitu menakutkan. Itulah proses kematian secara kasat mata. Namun dibalik itu proses kematian memiliki nilai yang sangat penting dari kacamata hakikat.

Kematian adalah pintu gerbang untuk meneruskan dan memasuki kehidupan yang baru yang lebih indah dan lebih berkualitas, karena kehidupan dan kenikmatan rohani, derajat dan kualitasnya lebih tinggi, ketimbang kenikmatan badan yang di durasinya sangat pendek dan fluktuatif. Para pegiat hakikat kematian adalah sesuatu yang ditambah-dambakan. Sehingga bagi mereka proses kematian bukanlah merupakan sesuatu yang menakutkan, tetapi menjadi sesuatu yang mesti dan yang diinginkan. Karena setelah proses berpindahnya nyawa dari jasad akan ada suatu kehidupan yang baru yang lebih baik dan lebih berkualitas serta namanya tidak sepanjang kehidupan di dunia. 

Syekh Siti Jenar mengatakan bahwa kematian adalah merupakan kehidupan yang sebenarnya. Kehidupan dunia diibaratkan seperti orang yang sedang tidur yang sibuk dengan mimpi-mimpinya. Setelah kematiannya maka ia akan tersadar bangun dari tidurnya bahwa dia sekarang berada dalam satu kehidupan yang hakiki. Karena setelah kematian merasakan kebebasan yang sebebas-bebasnya tanpa ada batas. Tidak seperti ketika sebelum kematian, waktu hidup di dunia, roh itu terikat dan terpenjara oleh jasmani.

Rukun Iman dan Kematian 

Syekh Ibrahim al-Laqqani berkata, 

وواجب إيمانا بالموت ويقبض الروح رسول الموت

Iman kita tentang kematian wajib adanya dan rasul al-maut yang akan menggenggam ruh itu.

Kepercayaan terhadap kematian yang terjadi pada setiap makhluk menjadi keyakinan setiap agama. Kecuali beberapa sekte seperti kafir Dahriyah dan kafir Thaba'iyah. Kedua sekte ini meyakini bahwa kematian dikarenakan kesalahan tabiat, bukan atas kekuasaan Allah.

Proses berpisahnya roh dengan jasad merupakan sakit yang paling parah sekaligus menjadi puncak kesedihan dan kesusahan. Oleh karena itu seorang yang beriman bersungguh-sungguh melakukan amal kebaikan agar bisa menemui ajal saat melakukan amal kebaikan sehingga roknya bisa keluar dengan mudah tanpa mengalami kesakitan. Melakukan amalan-amalan seperti bersiwak, shalat dua rakaat sesudah salat magrib, tidak pernah meninggalkan salat yang wajib, senantiasa menjaga wudhu merupakan ibadah yang dapat meringankan proses berpisahnya ruh dengan jasad.

Setelah berpisah ruh dengan jasad, maka saat itulah mulai berlaku hukum kehidupan akhirat. Periodisasi dan perjalanan kehidupan di akhirat begitu jelas dan gamblang tertera didalam sumber-sumber rujukan agama, yang semuanya menjadi hal yang mesti diimani pada waktu di dunia, dan dijalani ketika sudah masuk ke periodesasi akhirat.

Mengingat Mati

Imam Al Ghazali didalam masterpiece-nya, Ihya Ulumiddin, menulis satu kitab atau bab yang relatif lebih tebal dibandingkan dengan kitab atau bab-bab lain di dalam kitabnya tersebut. Dia memberi judul kitab dzikir maut atau metode menjemput maut.

Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa mati adalah suatu kepastian dan dialami setiap makhluk yang bernyawa. Namun apakah sukses dalam menjemput maut dan akhirnya mendapatkan posisi yang terbaik setelah mau. Atau sebaliknya bahwa kehidupan setelah berpisahnya roh dengan jasad akan menjadi suatu kehidupan yang sangat menyengsarakan. Sebab itu memanage hidup di dunia untuk mendapat kesuksesan hidup di akhirat menjadi sesuatu yang mesti. Jika dianalogikan sebuah perusahaan yang di menit dengan baik tentu saja akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi perusahaan yang sukses maju dan berkembang. Demikian pula kehidupan akhirat tergantung kepada bagaimana kemampuan memanage kehidupan dunia. 

Orang yang mampu me-manage hidupnya demi untuk kebahagiaan akhirat merupakan orang yang paling cerdas. Tidak ada yang lebih cerdas daripada itu. Kesadaran bahwa ada kehidupan setelah kematian menjadi aktivitas sadar yang harus dilakukan.

Kesadaran-kesadaran yang seperti ini menjadikan manusia menjadi berbudi luhur di dalam kehidupannya. Segala aktivitas dan tindak-tanduknya senantiasa diorientasikan untuk kemaslahatan kehidupan pada saat sekarang dan kehidupan pada masa yang akan datang (akhirat). Orang yang memiliki keimanan terhadap hari akhirat bukan hanya mampu menjadikan dirinya menjadi seorang yang baik tetapi lebih daripada itu dia akan mampu menjadikan lingkungan dan alam sekitarnya menjadi baik.

Inilah di antara buah dari keimanan terhadap hari akhirat. Orang yang mempercayai kehidupan akhirat lagi di orang yang paling optimis di dalam hidupnya dan tidak pernah berputus asa.


0 comments:

Posting Komentar